Saturday, December 27, 2008

Sebuah Refleksi Natal

Natal dirayakan bersama seluruh umat kristiani di dunia sebagai kelahiran Yesus Kristus. Yang unik dari pesta ulang tahun ini adalah tanggal ulang tahun ini ditetapkan, karena emang gak ada yang tahu tanggal berapa sebenarnya Yesus lahir. Makanya gak semua umat kristiani merayakan natal tanggal 25 desember. Pada masa gereja awal gak ada yang namanya pesta natal, peristiwa yang paling dahsyat waktu itu adalah kematian dan kebangkitan Yesus. Pada akhirnya orang ingin juga mencari tahu kapan lahirnya Yesus dan menetapkan sebuah hari.

Natal sudah dirayakan lebih dari 1500 tahun di eropa dan baru ada di indo ratusan tahun lalu. Setelah 1 millenium lebih natal lama2 bukan jadi perayaan iman, tapi jadi tradisi saja saking lamanya. Makanannya, lagu2, kado2, hiasan2. Secara suasana, di eropa pasti lebih terasa, belum tentu secara iman. Gw pengen nulis tentang refleksi gw sendiri tentang natal kali ini.
Karena sekarang perayaan kelahiran maka pertanyaannya simpel aja, untuk apa kita dilahirkan?
Pertanyaan ini muncul gara2 gw masih merasa ada yang kurang, hampa dan ketidak puasan dalam hidup gw sendiri.
Harusnya bukan cuma sekedar kado dari Tuhan buat nyenengin orang tua. Ada makna yang lebih dari itu seperti yang tertulis
' mata-Mu melihat selagi aku bakal anak dan dalam kitab-Mu semua tertulis hari hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya ' ( Mamur 139:16 )
Mencari tau apa gunanya hidup yang sudah diberikan. Kadang2 makna hidup bisa dicari lewat renungan dan refleksi diri atau bisa ditemukan dari orang2 lain yang ada di sekitar kita. Kadang2 gw merasa sangat bersemangat, kadang2 engga seperti sekarang. Gw lagi gak bisa nemuin makna hidup sendiri dan gak bisa juga juga nemuin dari orang lain. Gw merasa untuk kali ini
gw merasa kesepian, tapi untungnya masih bisa kumpul2 sama teman2 di sini.

Balik ke natal, Yesus sempat mengatakan sendiri untuk apa kedatangannya, salah satunya untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat. ( Lukas 5:32 ).
Natal juga harusnya menjadi tanda untuk kelahiran kita menjadi manusia yang baru. Mari bersama2 lahir kembali bersama Yesus karena seseorang harus dilahirkan kembali (Yohanes 3:3) supaya pikiran dan roh kembali diperbaharui ( Efesus 4:22-23) dengan contoh konkret yang bagus sekali ada di ayat selanjutnya (Efesus 4:28).
Kalau perbuatan kita baik, kita akan menjadi terang dunia / teladan buat orang di sekitar (Matius 5:16 ).

Balik lagi ke gw sendiri, ini bisa jadi makna hidup gw yang baru. Cuman gimana realisasinya ? Contoh perbuatan yang konkret jarang ditulis di kitab2 suci. Semua harus direfleksikan sendiri menurut keadaan masing2. Mungkin jawabannya ada di orang lain, pengen tau mungkin saja ada orang yang merasa senang dengan kehadiran gw. Kepada mereka itulah gw merasa mempunyai
damai natal. Sukacitamu adalah berkah buat gw karena sukacita sejati itu kalau kita bisa bikin orang lain senang.
Gw harus jujur jawaban dari alkitab sama sekali tidak memuaskan karena terlalu umum. Sekarang2 ini masih jadi masa2 yang bikin gw merasa desperate. Usaha gw sekarang cuma 1, mencoba mengenal banyak orang dan melihat apa gw bisa memberi sebuah senyum di wajah mereka.

Monday, December 22, 2008

Last Tribute to My Aunt

Hari ini gw telpon indo dan dapet berita duka cita. Kebetulan bener gw telpon, soalnya dengan keadaan komputer yang makin parah, telpon ke indo juga makin sulit.
Tante gw meninggal karena kanker. Terakhir kali telpon keadaannya juga emang uda kritis karena sudah terlambat ketauannya dan pagi hari ini beliau menghembuskan nafas terakhirnya.

Tante gw ini termasuk salah satu orang yang punya banyak jasa di kehidupan gw terutama waktu gw masih kecil. Dia ini ahli pengobatan tradisional dan ahli urut mengurut. Macam2 resep obat tradisionalnya, gw juga gak ngerti banyak kalau soal ini. Ceritanya waktu gw kecil, gw itu bandel dan gampang keseleo. Tante gw ini yang sering ngurutin gw kalau lagi keseleo dan pernah juga waktu turun berok. Karena keseringan diurut, gw gak pernah takut diurut kalau salah urat, keseleo dan bisa nahan sakitnya diurut. Lama2 gw bisa belajar juga buat mengenal badan sendiri. Sekarang aja kalau misalnya ada memar, abis kepentok gw bisa ngurut sendiri, bisa nyari2 di mana urat yang sakitnya karena gak selalu harus dipikit di tempat yang memar itu.
Sayangnya buat ngurutin orang gw gak bisa.

Sekarang gw gak bisa hadir di saat2 terakhirnya, waktu kremasinya yang mungkin besok gw juga gak bisa hadir. Gw cuma bisa berdoa dari sini, semoga kesalahan2nya diampuni, diterima di sisi Tuhan dan terima kasih untuk semuanya. Istirahatlah dalam damai sejati.
Selamat jalan...

1 Tahun denk-woanders; Tema Marriage

Blog gw uda 1 tahun aja umurnya dan total posting mencapai 59 biji. Kerajinan amat, tiap minggu 1 posting. Biar rajin nulis sepertinya super duper sedikit banget pembacanya, tapi biarin aja lah. Gw masih bakal nerusin nulis karena emang tujuan awalnya buat dokumentasiin perjalanan kuliah.

Tema perayaan 1 tahun ini gak perlu dipikir lama2. Tepat kemarin ini gw baru aja pulang dari aachen buat kondangannya bekas temen rumah lama gw. Jadi temanya soal nikah lanjutin posting terdahulu. Temen gw ini umurnya cuma beda 1 tahun aja dari gw, sama2 student yang belum kelar kuliahnya dan gak mungkin lulus tahun 2009. Karena dulu pernah tinggal serumah, jadinya tau juga sedikit banyak proses dari awal pacaran sampai akhirnya berani buat nikah. Dibilang mantap bener gw juga gak bisa bilang. Pacarannya gak terlalu lama dan karena keluarga temen gw di indo dan keluarga cewenya di jerman, maka 2 keluarga ini gak pernah ketemu langsung. MBA juga engga. Lantas datang dari mana keberanian temen gw ini ?
Tadinya bonyok temen gw ini bakal datang sebelum nikah tapi karena masalah visa akhirnya tertunda dan waktu wedding keluarga temen gw yang datang cuma 1 sepupunya aja, sisanya temen2 dari berlin dan itu juga gak banyak. Akad nikah ( karena dia islam) tanpa didampingi keluarga, gimana rasanya ya ?

Wedding dia banyak kasih inspirasi ke orang2 lain. Walau keadaannya begini akhirnya tetep jadi juga. Terharu juga jadinya. Walau acaranya berdasar islam tapi siraman rohaninya bisa gw terima karena yah emang gak salah. Semua cuma butuh keberanian. Gw juga masih gak bisa bayangin, masih student dan belum ada penghasilan tetap, gimana kasih makan istri. Tapi di situ juga keuntungannya. Nikah sebelum ada keuangan yang mantap, sedikit kemungkinan cewenya mau karena harta. Temen lain yang sering ngeledekin gw karena masih belum ada cewe bilangnya kalau kerjaan uda mantap cewe juga pasti datang. Gw cuma jawab balik percuma kalau cinta karena uda punya karir, modal, mobil, rumah dll. Bagaimana kalau cowonya tiba2 kesusahan, tanda tanya besar itu. Sangat dimengerti kalau cewe pengen punya cowo yang bisa menjamin hidupnya, tapi cowo juga pengen punya cewe yang bisa juga menemani di saat2 sulitnya. Sering terdengar pertanyaan, bisa gak cewe kita diajak hidup susah.

Temen yang lain lagi dengan sembrono bilang nyiapin mental itu mah gak susah. Pada awalnya gw gak bisa langsung terima, tapi akhirnya gw bisa juga ngerti kenapa bisa ada kesimpulan itu. Kalau memang sudah pengen, secara usia juga uda pantas emang harusnya gak susah. Kalau orang normal si, begitu uda kawin harusnya mulai belajar dengan sendirinya untuk menjalani
kewajiban dan tanggung jawabnya. Kalau memang bener2 sayang sama pasangannya harusnya orang juga bakal belajar dengan sendirinya untuk berusaha lebih dewasa.

Buat temen gw itu, selamat menempuh hidup baru. Walau masih ada banyak hal yang belum beres, keputusan buat nikah ini gak salah. Kalau memang dia sendiri yang bilang sudah waktunya, jangan ditunda lagi. Buat gw sendiri persiapan untuk ke arah itu masih lama, masih ada PR yang belum berhasil dikerjain.

Thursday, December 18, 2008

Tengah Semester 7

Tak terasa uda mau natal dan tahun baruan aja. Waktu cepet bener. Semester 7 ini aja juga
uda masuk ke tengah semester.
Kata orang abis mata pelajaran dasar abis dan masuk ke Hauptstudium pelajarannya lebih menarik. Itu emang bener sih. Jadi lebih banyak bahas soal makanan meskipun tetap ada tentang fisika. Hmmm ngomong ngomong soal fisika, ternyata bayangan gw tentang sebuah makanan harus diperluas lagi. Tadinya sih gw pikir cuma produksi, pengolahan, pengemasan, kontrol kualitas. Ternyata untuk sampai di proses itu ada aspek kimia, fisika dan biologi yang bakal mempengaruhi tiap jenis makanan.

Di semester ini gw ada labor mikrobiologi pangan. Intinya sih belajar mikroorganisme apa yang kira2 bisa mengkontaminasi tiap bahan makanan dan ngintipin hasilnya di mikroskop. Jika belajar di mikrobiologi pangan bicara tentang kontaminasinya maka di pelajaran bioteknologi pangan biacara tentang kegunaannya dalam produksi.

Terus di labor yang lain labor proses dan kualitas kontrol yang diuji sifat kimia dan fisikanya.
Contohnya kayak nilai pH yang bisa mengawetkan, kadar air, campuran air dan lemak, bagaimana sifat makanan berubah karena pengaruh temperatur dll.
Di bagian sini kadang2 rahasia suatu produk makanan tersimpan. Ini yang jadi bikin gw kagum dengan kompleksitas sebuah makanan.
Kadang buat produksi dibutuhkan mesin, di sini juga ada crossover sama teknik mesin. Biar cuma sedikit tapi harus ada pelajarannya. Makanya dapet juga pelajaran sifat mekanik proses ( gak tau tau terjemahan bagusnya apa ). Karena pikirannya kalau misalnya mau transport makanan cair di pipa bakal berlaku juga hukum fisika tentang fluid. Kadang harus dipelajarin juga gimana mesin harus mampu contohnya sortir bahan makanan berdasar besar dll atau membuang kotoran. Dan pengolahan dengan panas, tekanan udara dll mengharuskan hukum termodinamik terpakai juga.

Ada juga pelajaran elektro, masih gak tau lah dimana gunanya. Yang begini2 ini yang bikin gw sekarang masih pusing, masih males buat rajin belajarnya.
Di jurusan gw emang gak kenal istilah mid test, jadinya bisa santai aja. Hari ini kebetulan kelas elektro kelas terakhir untuk tahun ini, labor hari jumat uda berenti dulu dan baru lanjut tahun depan. Jadi teorinya gw uda mulai liburan sekarang.

Sunday, November 30, 2008

1 Minggu Terakhir

1 minggu lagi udah berlalu, kayaknya cepet banget waktu berjalan. Kepake buat ngapain aja 7 x 24 jam ini selain kuliah, cerita2 dikit nih.

Pertama kemarin gw abis banyak waktu buat benerin komputer gw yang bikin gw bingung. Maklum masih gaptek. Sebenernya uda mulai ngadat dari bulan kemaren dan ternyata panjang buntutnya. Tiap kali format ulang masalah lama selesai tapi muncul masalah baru. Dicoba berbagai usaha tapi selalu gagal dan harus berhari2 lari ke safe modus. Sukur hari rabu kemaren uda ketemu sumber masalahnya. Tapi tampaknya komputer gw juga uda mulai renta dan harus beli yang baru.

Sempet gw beresin kamar. Gak puas dengan tata letaknya gw rombak lagi susunan kamar. Sekarang uda lumayan lah. Gw uda gak bisa lagi nambahin barang apa2 lagi di sini, uda penuh. Sempet juga berpikir buat pindah lagi ( Padahal baru 3 bulan pindah).
Gw pengen punya banyak space lagi (gak puas dengan luas kamar yang 13 m²), pengen tinggal lebih deket dengan kota (terpencil bener ni) dll. Cuman murahnya ini yang menggoda sekali. Mungkin suatu saat kalo memang ada kesempatan gw pengen punya wohnung/appartemen sendiri.

Kalo lagi pengen main paling cuman nyapsa sama nyatur di internet, belajar masih gak terlalu sering. ini yang sebenernya disayangkan. Lingkungan yang sepi dan tenang harusnya enak buat belajar, emang itu juga pikiran awal kenapa gw pengen pindah ke sini, tapi tetep aja gak tambah rajin. Seminggu sekali ada labor, jadinya masih baca2 dulu sedikit2. Gw juga uda pinjem buku dari perpus tapi nyatanya sampe gw nulis post ini belum dibuka sama sekali.

Kebetulan minggu ini gw sama sekali gak kerja. Hari kamis sebenernya uda mo kerja tapi gara2 ada pembagian jadwal praktikum takutnya gak kebagian tempat, gw email dosennya, dapet tempat tapi ditambah catatan kecil lo musti ikut kelasnya kalo sering bolos gak boleh ikut ujian. Kelasnya itu hari kamis, gw gak pernah denger dosennya bilang wajib ikut kelas, emang sih setiap minggu ada kertas yang musti ditanda tanganin. Gw sih gak pernah mikir itu absensi. Sejak kapan ada kewajiban ikut kelas di jurusan gw. Gw harus percaya sama dosennya, masa gw bilang dia bohong, biar dia bilang gitu mungkin juga buat nakut2in dan supaya gw ikutin kelasnya. Pilihan yang sulit waktu itu, mo kerja atau ikut kelas. Taruhannya gak bisa ujian atau gak dapet tempat praktikum si, dan harganya mungkin nunggu 1 semester atau 2 semester. Akhirnya gw ikut kelas dan minta ijin kagak kerja. Kerja emang penting buat biaya hidup tapi akhirnya kelarin kuliah dulu yang utama.

Olahraga masih jalan terus. Bultang sama bola bagaikan gizi tambahan. Sepi juga kalo gak pernah olah raga. Mungkin buat minggu2 depan uda agak sulit main bultang lagi, karena gw harus ganti hari kerja lagi.

Kadang kalo lagi gak tau mau ngapain paling buka friendster,facebook,baca manga atau ngeblog.
Nah begitulah kerjaan gw terakhir2 ini. Sedikit banget gw gunain waktu luang buat yang berbau bau kuliah. Duh malasnya diriku.

Tuesday, November 25, 2008

White Land

Pagi2 mau pergi ke kampus jalanan uda putih semua sama salju.
Dari sabtu kemaren emang uda tiap hari turun salju. Jarang2 salju uda turun di bulan gini.
Sebagai orang dari kampung yang gak tinggal di negara bersalju, sampai sekarang gw masih
mengatakan winter itu indah karena salju. Ngeliat semuanya putih, kayak di foto2 dan bisa
dimainin. Kalau saljunya turun sedikit2 rasanya tentram. Kayak hujan tapi turunnya pelan2
dan gak terlalu bikin basah baju.

Sayang sebenarnya salju itu adalah tanda dari cuaca extrem di negara beriklim sejuk. Sedap
dipandang tapi cuma dari balik jendela rumah. Suhu bisa turun sampai berminus belasan dan
puluhan, yang untungnya di berlin minusnya masih deket nol. Salju numpuk tebal sampai kaki
jeblos, yang untungnya di berlin gak kayak gitu. Pake baju yang berlapis2, kaos kaki basah,
kaki lembab, hidung meler, paling ribet pake bajunya biar cuma mau keluar rumah sebentar.
Paling enak memang berhibernasi, gak usa keluar rumah dan menikmati indahnya dunia dari
jendela. Sayangnya kuliah pagi tetap ada, harus berjuang melawan dingin dan gelap karena
terangnya baru sekitar jam 8. Mungkin karena itu juga kali ya orang sini jadi lebih keras
perjuangannya.

Jadi inget jaman dulu. Biar nyebelin nafkah pertama gw juga karena salju. Bersihin jalan
rumah orang dari salju. Kerjaan yang gak bakal gw rasain lagi kalau uda cabut dari sini.
Kalau disuruh lagi kerja begituan gw juga gak mau. Alternativ lain yang lebih enak banyak.
Dulu aja emang karena cuma itu aja tawaran kerja yang ada. Tapi jadinya gara2 itu juga
kenangan jadi tentang salju makin jadi gak terlupakan.

Wednesday, November 12, 2008

Basi Lagi, Basi Lagi

Yah basi lagi deh masakan gw, padahal baru sehari.
Peristiwa yang menyebalkan yang bisa terjadi kapan saja tanpa peduli kondisi perut yang
sudah kelaparan.

Sekarang udah tiap minggu ngintip bakteri dari mikroskop dan pelajaran semester ini penuh dengan mikroorganisme. Hubungan antara makanan dan mikroorganisme sangat erat, bisa
menguntungkan bisa merugikan. Kerugian yang disebabkan mikroorganisme hampir semua membuat makanan basi dan tak layak dimakan dimakan lagi.
Dulu gw juga heran makanan uda ditutup rapat, yang uda dibiarin agak dingin baru ditutup
tetep aja bisa basi. Kenapa ya?

Dari praktikum mikrobio, gw jadi parno sendiri ternyata lingkungan kita hampir pasti
terkontaminasi. Bikin medium agar2 yang uda dikasi bahan uji, ada aja bakteri yang tumbuh di
situ. Gak ada yang bener2 steril, dia air minum aja tetap ada kontaminasi dalam batas yang
tidak merusak kesehatan.
Apa yang menyebabkan bakteri bisa tumbuh di makanan yang sudah dipikir cukup bersih ?

Faktornya lumayan banyak tapi harus spesifik untuk masing2 jenis bakterinya.
Bakteri itu banyak spesiesnya dan masing2 punya syarat yang selektiv supaya bisa tumbuh
maksimal. Faktor2 itu contohnya suhu, kadar pH, kadar oksigen, zat gizi yang ada lingkungan dll.

Sekarang ngomong soal suhu. Banyak bakteri yang cuma bisa tumbuh di suhu rendah atau sekitar suhu kamar atau suhu badan atau suhu tinggi. Jika dalam suatu makanan tercemar bermacam2 jenis bakteri dan dipanaskan maka pasti spesies yang bertahan cuma yang tahan suhu tinggi. Makanya jika masaknya bener2 matang sampai mendidih, kemungkinan besar bisa mematikan semua bakteri yang hidup, jika ada yang selamat itu pun paling cuma spora dari bakteri Bacillus contohnya.

Masalahnya cuma pada saat setelah matang saja makanan lumayan bebas bakteri. Pada saat
makanan udah mulai dingin, bakteri bisa datang lagi lewat udara atau kontak dengan alat
masak, tangan dsb yang kurang bersih. Proses terkontaminasi kembali ini yang sering dilupakan. Makanan juga gak bisa terus menerus dibiarkan dalam suhu tinggi, yang rusak bukan cuma bakteri tapi juga zat gizi yang ada di dalam makanan itu seperti contohnya protein.
Jika suhu tinggi bisa membunuh bakteri kenapa makanan yang ditutup waktu panas tetap bisa
basi ?
Kemungkinan adalah karena dengan menutup makanan maka suhu di dalamnya stabil dalam keadaan hangat. Di sini bakteri yang pertumbuhan optimumnya dengan suhu hangat bisa berkembang. Yang dibutuhkan bakteri selain suhu optimal buat pertumbuhannya tampaknya juga kestabilan suhu di suhu optimumnya. Stabil hangat atau stabil dingin.
Yang cukup menolong adalah masukin ke kulkas. Biar belum tentu membunuh bakteri dan ada juga bakteri yang tetap bisa tumbuh di suhu agak rendah tapi metabolisme dan pertumbuhan sel
dalam suhu rendah agak lambat dan mungkin terhenti.

Untuk kadar pH dan oksigen dalam memasak sayangnya gak bisa kita atur. Siapa lagi yang mau
masak sambil nambahin asam basa supaya dapat kadar pH tertentu atau masak sambil perhatiin kadar oksigen.

Kalo zat gizi buat bakteri itu tergantung apa yang kita masak. Ada bakteri yang lebih bisa tumbuh di sayuran ada yang di daging. Yang paling parah kalau gw lagi masak sop. Kaldu yang
gw tambahin biasanya malah jadi sumber malapetaka. Malah menyuburkan pertumbuhan bakteri juga. Kaldu itu seperti sumber makanan universal buat bakteri.
Seperti pada manusia, sumber energi utama diperoleh dari karbohidrat. Kebanyakan bakteri
menggunakan karbohidrat untuk metabolismenya. Makanya gak heran juga kalau nasi agak rawan. Di rumah gw kadang baru 1 hari uda mulai basi.
Untuk beberapa jenis bakteri seperti Lactobacillus, mereka akan menghasilkan asam hasil
perombakan karbohidrat. Itu sebabnya kenapa makanan basi kadang terasa masam. Jadi untung juga karena asam jadi ketahuan basi kagaknya. Nah bagi yang sering makan kubidehnya libanon dan doyan sambalnya, jangan heran kalau pulang2 uda mencret. Sambal basi gak bisa kecium baunya, baunya tetap bau sambal dan rasanya tetap sama pedasnya.

Terus ada usaha pencegahannya gak ?
Kata temen gw, itu cuma sial doank kalau lagi lapar masakannya uda basi. Bener juga si, abis
gimana lagi, gak bisa keliatan makanan uda tercemar atau belum. Masak agak banyakan buat 2
hari juga rawan. Yang bisa nolong cuma langsung masukin kulkas kalau uda selesai makan dan
berharap masih tetap enak ketika dihangatkan.
Sayangnya di rumah gw gak ada microwave, jadi kalo uda masuk kulkas dihangatinnya lagi pake
apa ? Oven ? Weleh.
Makanya ada benernya juga ibu2 bilang makanannya dimakan mumpung masih hangat, sebelum tercemar lagi sama bakteri, pintar juga ibu2 kita.


Ditulis tanpa referensi, mohon maaf kalau ada yang salah. Segala koreksi dan usul referensi akan diterima.

Sunday, November 9, 2008

Hertha vs Hoffenheim

Olympia stadion....

Aneh gak si, udah hampir 5 tahun tinggal di berlin di jerman tapi gw jarang bener nonton bola di stadion kebanggaan orang berlin ini. Dengan kapasitas yang hapir 75000 tempat duduk, bisa dibayangkan betapa besar stadionnya hertha bsc ini. Sayang gw bukan fansnya hertha atau bukan penggemar sejati bundesliga. Seumur2 gw cuma pernah 3 kali ke stadion, sekali buat nonton, 2 kali buat kerja waktu piala dunia kemaren, jaga malam dan jaga pertandingan jerman argentina tapi di luar stadionnya.

Kali ini beda, gw lagi pengen bener nonton bola di stadion. Prestasi hertha yang biasa2 aja gak memungkinkan tim2 besar bakal main di berlin. Di bunsdesliga palingan cuma ada bayern münchen atau top team jerman lain kaya bremen atau leverkusen. Di internasional paling di ajang UEFA cup, tapi itu pun kalau herthanya lolos ke piala UEFA dan kalau gak tersisih di babak awal. Tapi di musim ini ada pertandingan yang menurut gw menarik. Bukan pertandingan lawan münchen atau di piala UEFA tapi melawan hoffenheim!!
Hoffenheim ? Apaan tuh ? Lah nanya juga, gw aja gak pernah dengar ada kota/desa yang namanya hoffenheim apalagi tau di mana letaknya. Ini bukan pertandingan persahabatan antara tim liga 1 sama liga selain 1. Hoffenheim itu tim baru promosi ke liga 1 tapi sakti. Sampai pertandingan ke 11 dengan 8 menang 1 seri dan 2 kalah mereka masih urutan pertama klasemen dengan statistik tim yang membobolkan paling banyak di antara tim bundesliga, strikernya bahkan urutan 1 top score sementara. Koran dan TV jerman menyebutnya wonder from hoffenheim dan dipuji karena keefektivan, kecepatan dan keindahan pola penyerangannya.
Dan hertha ? Yah lumayan stabil di papan tengah ke atas. Gw yakin pertandingan ini bakal seru dan banyak gol.

Ternyata bukan gw doank yang menantikan pertandingan ini. Engga kurang dari 58000 orang memenuhi olympia stadion, angka yang lumayan tinggi untuk pertandingan melawan klub promosi. Ada 2 sudut pandang untuk menonton pertandingan ini, sebagai penggemar bola atau pendukung hertha, karena emang gw duduknya di blok pendukung hertha, masa di situ mau bela hoffenheim. Kalau di indo pasti mati, gak tau kalau di jerman, gak berani nyoba. Sebagai penggemar bola agak kecewa. Secara statistik hertha kuat main di rumah sendiri. Pertahanannya solid sehingga penyerang hofffenheim gak begitu berkutik, di sisi lain penyerang hertha agak kacau sehingga skor garing 0-0 di babak pertama gak bisa diselamatkan lagi. Tapi dari situ terlihat gimana bedanya pola serangan hertha dan hoffenheim. Hoffenheim lebih dinamis, cepat dan kreatif sayang gak bisa nembus pertahanan hertha. Sebagai pendukung hertha di babak kedua lebih puas, karena hertha mulai mengendalikan pertandingan dengan
fighting spirit yang tinggi tapi yah masih dengan penyerangan yang begitu2 aja. Hoffenheim tetap dapat kesempatan tapi sayang malam ini pertahanan hertha terlalu kuat jadi buat hoffenheim bener2 dikasi nol. Sapa sangka tim teragresif hoffenheim gak bisa ngegolin di sini, padahal lawan tim kuat mereka bisa. Sebagai penggemar bola yang berharap skor banyak tentu saja kecewa. Sementara itu ternyata hertha bisa nyuri 1 gol yang bertahan sampai pertandingan berakhir. Akhirnya cuma 1-0 garing, padahal setidaknya bisa jadi 2-1 tapi yang mendukung hertha boleh tertawa lah. Menang lawan pimpinan klasemen dan sekarang jadi urutan 6.


Sudut pandang dari tempat gw duduk:


Saturday, November 8, 2008

Semester 6 re-tell

Review semester 6. April 08-sept 08.

Di sini uda pernah diceritain. Mau tulis lagi tentang semester 6 ini sebelum gw tutup alur kilas balik di blog ini.

Dengan sisa 1 pelajaran buat Vordiplom, yang harus bikin ujian lisan, gak ada pilihan lain selain mati2an belajar. Di semester ini gw juga uda datangin kelas mata pelajaran pendalaman buat Hauptdiplom tapi gw sama sekali gak ambil pusing buat nyiapin ujiannya. Gak ada artinya kalo mata kuliah pendalaman lulus kalau ujian lisan biokimia gak lulus, yang artinya DO dari kampus. Gak pernah gw serajin ini selama kuliah. Hampir tiap hari baca2 biokimia buat ngulang dan gak pernah juga gw nongkrong di perpus sesering sekarang. Jika uda begini kejadiaannya gak ada pilihan lagi selain bener2 serius siapin ujian.
Yang paling penting juga, kalau uda baca dan apal harus bisa juga ngeluarinnya dalam bahasa jerman, makanya butuh partner ngomong. Semester ini gw juga gak ikutin terlalu banyak pelajaran. Kuliah cuma 3 hari seminggu sisanya bisa buat bekerja dan belajar.
Selebihnya uda ada di post sebelumnya, gimana akhirnya gw berhasil juga. Akhirnya bisa maju ke tahap berikutnya, tahap Hauptdiplom yang bakal lebih banyak lagi menawarkan pelajaran tentang teknik pangan.

Gw juga pengen menutup tag jerman past, gw rasa segitu aja kilas balik terhitung dari sekarang, sisanya bakal beralur maju.
Supaya gak ada lagi kebingungan gara2 alur yang maju mundur.

Friday, November 7, 2008

Semester 5

Review semester 5. Okt 07-Maret 08.

Sekarang adalah penentuan, apa bisa kelarin Vordiplom di semester ini. Jumlah utang sekarang 5, jumlah pelajaran normal dalam 1 semester. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, maka bisa. Pengandaian itu jauh dari kenyataan. Gw gak bisa konsen pada tujuan dan bikin usaha ke tujuan itu lebih berat. Lama2 jadi pengakuan dosa juga nih denag membeberkan kalo gw masih malas2an kuliah. Padahal peluang buat ngabisin 5 pelajaran itu ada, konsistensi dan rasa berjuang itu yang masih kurang ditambah masih harus banyak belajar lagi buat bagi waktu secara efektiv.

Yang meramaikan waktu gw di rentang okt 07- maret 08 adalah sepak bola dan kerja. Waktu itu kerjaan di pabrik lagi banyak dan teratur, kesempatan yang gak pernah gw dapat selama kerja sampingan. Jadi ini alasannya kenapa di 1 tahun terakhir ini perekonomian gw stabil. Pilihan yang sulit antara kalau harus memilih salah satu, kuliah harus tetap yang utama tapi kesempatan baik ini sayang kalau dilewatkan. Jalanin dua2nya, harapannya sambil bisa belajar bagi waktu. Tetap terpaksa bolos beberapa kelas, untungnya ada beberapa pelajaran yang gw uda ikutin kelasnya di semester lalu tapi gak ikut ujiannya, jadi itu yang bisa dikorbanin. Itu sebabnya kenapa gw di post ini berharap lebih bisa bagi waktu.

Waktu itu gw juga makin sering main sepak bola. Perkumpulan olah raga orang indo di berlin ikut liga sepak bolanya kampus. Sapa aja bisa ikut daftar, makanya nyoba ikutan. 1 musim liganya itu juga 1 tahun kayak liga profi, home away dan waktu itu segrupnya ada 12 tim. Dibagi grup karena timnya banyak. Jadi ada 22 pertandingan buat 1 tahun.
Buat main bola aja gak bakal nyita banyak waktu, tapi pikiran gw jadi ke sana terus. Lagi bener2 semangat2nya main bola.
Kapan lagi bisa ikut liga beginian, lawan orang2 jerman ampir tiap minggu. Kenyataannya si emang tradisi bola jerman dan indo memang beda jauh ya. Biarpun tim kita isinya tetap orang yang biasa main bola mungkin dari sejak sekolah tetap saja ada jurang antara jerman dan indo, kalah teknik, taktik, mental dan fisik. Layak dah kalau waktu itu cuma jadi tim bawang. Dari lawan mereka kita bisa liat gimana cara main bola yang lebih benar dan salahnya konsep main bola yang biasa kita lakukan di sekolah. Akhir kata dari 22 pertandingan untung masih dkasi menang 5 kali, 4 menang tanding 1 menang WO sisanya kalah terus dengan total kebobolan kedua paling banyak dan kayaknya si total memasukkan kedua paling sedikit.

Kembali ke masalah kuliah, apa yang terjadi di semester ini sempat ada postingannya. Dari kegagalan ujian pertama, yaitu biochemie yang mengharuskan gw bikin oral test, posting sebelumnya di sini dan di sini.
lalu ada juga ceritanya gimana ujian termodinamik bisa lulus, posting di sini.
Ada juga yang gak sempet gw ceritain. Cerita bego si sebenernya. Ada 1 pelajaran yang gw uda cukup belajar mati2an karena semester 4 kemarin gak lulusnya bareng sama biokimia. Pelajaran ini bagian kedua dari 1 pelajaran lain yang nilainya bakal digabung jadi 1 modul. Ujiannya itu jam 10 tapi kenapa gw selalu ingatnya jam 12. Waktu hari H nya gw masih sempat belajar pagi2nya, jam setengah 11 gw baru mulai siap2. Gw telat sadar ujiannya jam 10, begitu terpana sampai gw blank sendiri. Ada apa ini, kenapa tiba2 gw bisa salah jadwal ujian. Stress atau apa. Pergi ke dokter buat bikin surat sakit palsu, kalau gak gitu ntar dianggap gw ikut nulis dengan kertas jawaban kosong. Artinya harus ikut kesempatan terakhir, ujian lisan.
Yang jadi kado buat semester ini yah pelajaran ini, gw kaget waktu nanya di kantor ujian, modul ini uda dianggap lulus. Bagian pertama uda lulus semester kemarin dan bagian keduanya gak lulus di semester yang sama, dirata2 modul itu lulus. Aneh tapi kenyataan. Sampai gw tanya lagi ke kantornya, modul ini beneran lulus atau engga.
Terus ada 1 ujian lain yang emang lulus wajar dengan nilai yang lumayan juga dan 1 mata kuliah pilihan yang nilainya dapat dari bikin tugas bukan ujian.

Jadi semester 5 gw bikin semua utang buat Vordiplom, 2 lulus wajar, 1 lulus dengan belas kasihan, 1 lulus ajaib karena ketolong bagian pertamanya dan 1 lagi gagal.

Sunday, November 2, 2008

Email Untuk Sahabat

Sebuah jawaban buat temen yang khawatir karena abis baca posting Arti Sebuah 24


waduh gw si ga tau kalo kesan lo negatif. btw lo baca posting blog gw yg mana ? yang paling baru ?
hmmm gak tau deh, kan di situ ada 3 bagian, kalo lo cuma baca bagian pertama aja bisa aja berkesan negatif. padahal gw paling menghindari kesan negatif dalam setiap posting. baca juga deh posting paling paling pertama gw yg isinya pendahuluan.
lo rajin bacain blog gw gak boobs ? atau baru sekali ini aja ?
yah kalo yang kali ini berkesan negatif mungkin gw emang lagi gak optimis aja. kalo lo ikutin blog gw dari awal sampe akhir mungkin lo bakal dapat bayangan gimana keadaan kuliah atau hidup di sini. dan itu emang gak gampang, gw bakal terus ngalamin pasang surut tapi gw gak bakal sampai segitu stress kayak yg lo kira sekarang. makanya blog gw juga adalah refleksi untuk bisa bersyukur dan mengambil semua nilai positif, seperti yang ada di pendahuluan. gak boleh ada negatif thinking.

jadi ok kalo bagian pertama jadi pelanggaran aturan blog gw sendiri, susah juga si taat terus. mudah2an lo baca juga bagian kedua sama ketiga dari posting terbaru gw. bagian pertama berisi sedikit kekhawatiran dan filosofi, bagian kedua isinya cerita singkat 1 hari ulang tahun gw dan bagian ketiga refleksi, harapan buat kedepan.

mulai dari bagian pertama, filosofi mengenai umur yng sebenarnya berkurang. itu sebenarnya pertanyaan, 1 tahun terakhir dari ulang tahun kemaren uda apa aja yg gw capai. kita punya rencana buat di masa depan tapi dengan berlalunya 1 tahun apa kita makin dekat dengan tujuan itu atau malah belum bergerak sama sekali. juga untuk mengingatkan umur manusia terbatas, jika 1 tahun sia2 terbuang tanpa ada usaha mungkin semuanya bakal terlambat. mo nunda2 sesuatu juga bisa, kayak mo 1 semester nyantai kuliah, tapi ada gunanya gak ? kalo bisa dikerjain sekarang kenapa nunda2.
dan di situ juga kekhawatiran gw, apa gw sudah melakukan semuanya dengan benar selama 1 tahun kemaren ?

bagian ketiga itu refleksi yang harus menjawab bagian pertama. di sini gw bersyukur karena gw bisa kelarin vordiplom kemaren. mengenai vordiplom gw gak mo jelasin lagi, ada semua tulisannya. syukur juga karena ekonomi stabil selama setahun terakhir.
minimal 2 hal itu deh yang bikin 1 tahun terakhir ini gak bakal pernah gw sebut sia2.
yang mungkin belum gw ceritain kenapa gw pikir gak bakal bisa kelarin kuliah tahun depan.
kuliah gw itu 10 semester dan sekarang gw semester 7, jadi logis donk kalo gw bilang gak mungkin lulus tahun depan. review buat semester 4 dan 5 belum gw bikin. buat semester 6 uda ada sedikit banyak ceritanya. dasar idenya juga blog ini juga buat mendokumentasikan masa kuliah gw, tapi karena real timenya baru mulai dari desember 2007 sedangkan waktu itu gw uda ampir 4 tahunan, jadi masa2 sebelumnya agak sulit ceritain ulangnya secara detail. minimal bisa bikin reviewnya aja.
jadinya gw juga gak bisa mikirin yang aneh2 kayak kawin ato kerja kalo kuliah juga belom kelar.

jadi gitu loh penjelasannya boobs, yah mudah2an bisa menenangkan sedikit kekhawatiran lo buat gw. perhatian aja lo ah.

Saturday, November 1, 2008

Semester 4

Review semester 4. Apr - sept 07.

Semester 4 adalah semester terakhir menurut jadwal umum jurusan untuk menyelesaikan Vordiplom. 4 semester Vordiplom, 6 semester Hauptdiplom, total 10 semester dengan gelar kelulusan diplom ing.
Situasi sekarang utang 8 pelajaran dasar wajib dan 1 pelajaran pilihan termasuk pelajaran semester 4 dan utang pelajaran semester 2 + 3. Gak mungkin ngabisin semua dalam 1 semester dan juga jadwal kelasnya pasti bentrok. Akhirnya terpikir suatu proyek besar namanya proyek Vordiplom 2008.
Catatan tambahan : di jurusan gw gak ada peraturan pelajaran semester 2 harus diambil di semester 2, ada kebebasan terserah ngambilnya kapan, asal gak terbebani harus ujian kedua dalam 1 tahun setelah sempat gak lulus sekali.
Proyek ini bertujuan untuk lulus Voprdiplom di tahun 2008, yang artinya kelarnya di semester 5 atau 6. Syaratnya adalah mutlak dan harus berhasil, jika sampai gagal, terus gimana, yang jelas gw harus mikir ulang gimana kuliah gw. Ganti ke bachelor atau pindah TFH. Tapi pilihan itu out of question. Proyek Vordiplom 2008 itu adalah proyek yang kemungkinan berhasilnya besar, karena waktu cukup.

Lalu bagaimana seharusnya semester 4 ini berjalan? Sisa pelajaran lumayan momok, ada termodinamik dan ada energi-impuls-stoff transport 1+2. Tapi gak takut tetep optimis. Sebenernya target awal gw mikir proyek VD 2008 adalah kelar di semester 5, bukan 6. Gentar juga dan gak terlalu optimis, sanggup gak ya ? Gw masih bilang sanggup dengan syarat 2 semester ini harus menggila dan itu yang jadi super target gw. Tapi kalau ternyata gak sanggup, kelar di semester 6 juga masih ok dengan bayangan gw juga uda mulai ikut kuliah di Hauptdiplom ( yang isinya mata kuliah penjurusan, jadi lebih ke pangan ).

Semester 4 jadi titik strategis penting buat keberhasilan proyek ini. Gw sebisa mungkin ambil banyak pelajaran supaya semester 5 lebih santai, bukan sebaliknya. Jadwal awal dibikin untuk ikut 7 pelajaran, prioritas untuk pelajaran yang cuma ada setahun sekali dan berusaha buat lulusin sekarang, kalo engga ngulangnya di semester 6. Emang lebih gampang ngomong daripada kerjainnya. Ikut 7 pelajaran dalam 1 semester di uni sini susahnya setengah mati, bolos pasti banyak dan di akhir semester belajarnya juga mabok. Gw harus mengakui gw masih kurang rajin dan memang 7 itu uda padat banget. Waktu ujian akhirnya harus menyerah kalo 7 itu memang sulit bener dan gw harus konsen sama pelajaran yang cuma ada setahun sekali. Dari 7
jadi 6 ujian, 4 lulus dan 2 kagak lewat. Salah satu itu adalah biokimia yang meninggalkan kisah panjang di Vordiplom.Mata pelajaran yang ada setahun sekali semuanya lulus, kecuali biokimia. Untungnya dosennya bilang semester depan ada ujian susulannya biar kelasnya gak ada, baru ada tahun depannya lagi. Aneh kan kuliah di sini, ujiannya ada tapi kelasnya gak ada.

Sekarang jadi dari 9 utang jadi 5. terakhir kali bisa ngelulusin 5 pelajaran dalam 1 semester itu cuma waktu semester 1. Agak berat buat semester 5, tapi pengalaman membuktikan bisa kok ngelewatin 5 pelajaran dalam 1 semester, so masih ada harapan.

Friday, October 24, 2008

Arti Sebuah 24

Bagian pertama

Judul pertama yang kepikiran buat post kali ini sebenernya adalah 'I Hate my Birthday'. Yes,
bentar lagi ulang tahun gw yang ke 24. Meminjam inspirasi dari blog teman, apa yang terjadi di ulang tahun sebenarnya ?
Orang2 selalu mengucapkan selamat karena umur bertambah 1, tambah dewasa dll. Yang sebenarnya terjadi adalah umur seseorang berkurang 1 dan ini yang bikin gw benci ulang tahun. Harapan hidup berkurang tetapi apa sih yang sudah gw lakukan terhitung dari ulang tahun ke 23 kemarin. Begitu banyak rencana dan harapan tapi cuma sedikit sekali waktu. Udah sedikit berlalunya cepet lagi.
Apa sih yang udah gw capai dalam waktu setahun terakhir ini ?
Absolutly nothing atau 'engga juga ah, ada juga yang uda gw kerjain'. Selain itu ada juga kekecewaan dan kekhawatiran dengan bertambahnya usia, seperti kuliah, karir, kedewasaan diri, jodoh dan lain lainnya. Seperti itulah kira2 pikiran gw.
Apakah gw masih bisa tertawa dan tersenyum di ulang tahun gw sendiri?
Mungkin juga ulang tahun bukan sesuatu yang harus dibenci. Mungkin juga gw masih bisa tersenyum, karena biasanya di hari itu orang bakal lebih banyak terima telepon atau sms. Mungkin juga ada kejutan kecil kecilan. Jadinya ketauan deh siapa saja yang peduli dan ingat sama gw. Atau mungkin juga gak ada yang ingat sama sekali sama ulang tahun gw. Kalaupun begitu kasusnyamungkin harus diadain perayaan kecil2an supaya pada tau, tapi sampe saat ini masih gak tau mo dirayain gimana supaya gak garing sendirian.

Pada akhirnya gw kasih judul post ini seperti yang tertera di atas, karena ulang tahun tetap
suatu anugrah bukan sesuatu untuk dibenci, gak peduli betapa merana atau susahnya hidup. Tetap bakal ada suatu arti dalam setiap ulang tahun yang harus dicari. Jadi buat apa gw benci sama ulang tahun diri sendiri.

tertanggal : 20 oktober tengah malam.



Bagian kedua

Menunggu sampai jam 12 malam sapa tau ada yg mo nelpon malam2. hahahah. Ngarep.
Sambilan nyoba betulin komputer yang lagi ngadat, dibaik baikin supaya gak ngambek lagi.
Bisa jadi hadiah buat diri sendiri adalah komputer baru, kalau gw gak tau lagi gimana cara
betulinnya. Padahal minggu kemaren uda beli sepatu bola, emang lagi butuh anggap aja jadi hadiah tapi bisa jadi keluar duit lagi buat beli kompi baru. Malam2 gini males kemana2 juga. Kompi ngadat dan besoknya ada praktikum, musti baca2 dulu sambil belajar, soalnya ada tes kecilnya sebelum mulai praktikum. Baca2 sampai lewat tengah malam. Terhitung cuma ada 1 sms masuk. Sebelum tidur nyatur dulu sampe ampir jam 2. Bangun2 message yg masuk lewat sms,ym, fs atau telpon tambah banyak, uda kaya orang susah aja sampe diitungin segala.
Kuliah hari ini cuma ada praktikum mikrobiologi makanan aja sekitar 3 jam. Jika baca tepat 1
posting sebelumnya, gw bilang praktikum selalu buat gw bikin stress dan bikin gw lemot. Ulang
tahun harus minimal 3 jam jadi orang lemot, waduh kasian banget deh. Makanya itu gunanya dari kemaren belajar dan baca2 buat menghindari hal itu. Tapi emang ya gak peduli ulang tahun atau hari biasa, tetep aja bencana. Terakhir kali ada praktikum mikrobio itu semester 4, 1 tahun lalu.
Banyak cara kerjanya yg gw lupa padahal cara kerjanya gak banyak beda, paling cuma temanya lebih ke makanan. Mulai grogi, orang2 lain uda mulai gw masih bingung, mikir dulu situasinya gimana baru bisa nyusun cara kerja. Kerjanya si per grup tapi sama aja deh temen grup gw juga terakhir praktikum semester 4, sama2 banyak lupa, jadi lucu deh, akhirnya kelar juga.
Sempet juga ke tempat temen buat minjam monitor 2 hari. Jika komputer gw diduga punya masalah sama hardware paling cuma monitor rusak atau grafik card yang error. Coba diselamatin dulu, masih gak rela keluar duit buat beli baru. Malamnya kebetulan ada acara arisan PPI, jadi sekalian ketemu orang2 juga deh, gak perlu pusing lagi malamnya mo ngapain. Tadinya gw rencana pengen ngajak makan beberapa temen. Kalo mo bayar sendiri2 si gpp ngajakin lebih banyak lagi, kalo mo traktir ya cuma sedikit orang aja, masih student boy di jerman lagi, kalo di indo si gpp traktir orang masih bisa jatuh murah.
Yah seneng aja, orang2 yang gw harapin ingat ulang tahun gw semuanya ngucapin, yang gw pikir gak bakal pernah ngucapin ternyata ngucapin juga.
Thanks.


Bagian ketiga

Diam sejenak dan menyadari, eh gw uda 24 tahun hidup. Selamat juga sampe umur 24, yah mungkin aja kan takdir mengatakan umur gw cuma sampe 23. Lumayan juga lah masih hidup minimal sampe 24. Jadi gimana perasaan saat ini ? Yah begitu aja dah.
Perlu ngucapin syukur apa yah sekarang ? 1 tahun dari tahun kemarin uda ngapain aja ? Kayaknya gak terlalu banyak juga deh. Tapi masih boleh lah bersyukur karena uda berhasil kelar Vordiplom, berhasil menstabilkan perekonomian dan hal hal kecil lainnya yang gw juga lupa apaan ya. Sekarang sudah harus lah mulai memikirkan mau jadi apa tahun tahun yang bakal datang.
Apa si yang biasanya dipikirin orang di umur segini ? Kerja dan karir, kuliah, merit ???
Minggu kemaren si black monkey beneran merit. Selamat menempuh hidup baru aja deh. Ngebandingin gw ma dia emang beda, buat dia waktu terasa lebih cepat, tinggal mikir gimana mo bangun keluarga, kalo gw kayaknya terasa lambat, umur segini belum bisa jauh2 mikirnya.
Gw gak bisa mikirin salah satu diantara 3 itu. Gak bakal mungkin bisa kelarin kuliah tahun depan dan otomatis mana bisa juga mulai mikir kerja serius apalagi memulai karir. Merit apalagi. Jadi apa donk yang bisa diusahakan untuk 1 tahun kedepan ? Gak ada ide. Palingan cuma persiapan buat tahun2 mendatang. Maksudnya usahain supaya setidaknya 1 tahun ini kuliah lancar, bisa nabung juga buat masa depan gak perlu nyusahin bonyok lagi biarin dana buat adek2 gw aja, nyari pacar hohohohoho. Temen sekolah gw dokter onyet selalu bilang, gw dan cinta itu ciong, tapi jangan khawatir nyet gw gak bakal pernah kapok2 kok.

Jika wish gw sekarang supaya kuliah lancar, tambah dewasa, panjang umur kurang relevan buat diri gw sendiri. Itu mah sesuatu yang terlalu umum dan gak berarti. Yang berarti itu adalah gw musti belajar gimana cara bagi waktu buat belajar dan hal lain, melawan rasa ingin bolos kuliah kalau mau kuliah lancar, belajar bersikap dan berpikir yang baik dan benar kalau pengen dianggap dewasa, belajar hidup bersih, sehat dan teratur kalau mau panjang umur.

Begitu banyak hal baik dan jelek yang uda gw lewatin, gw cuma bisa bilang makasih buat semua
orang yang uda bantu gw dan bikin hidup gw lebih indah, maaf juga kalau gw banyak salah. Syukur buat momen momen indah selama ini.

Tertanggal : 24 ke 25 oktober

Wednesday, October 22, 2008

Semester 3

Review semester 3. Winter semester okt 06-maret 07

Peraturan ujian mengatakan kesempatan kedua untuk menulis ujian dibatasi paling lambat 1 tahun setelah ujian pertama gagal. Jika diabaikan maka kesempatan kedua dinyatakan gagal dan selanjutnya harus ikut ujian lisan sebagai kesempatan ketiga dan terakhir.
Ujian lisan itu neraka buat pelajar asing. Dengan kegagalan 2 ujian di semester kemarin, makanya semester ini gw akhirnya memutuskan untuk ngambil lagi 2 pelajaran itu dan beberapa pelajaran asli semester 3 yang cuma ada setahun sekali.
Setidaknya semester ini gak kayak semester 2 kemaren. Ada bagusnya juga pulang indo, di sana gak ada jaringan internet yang kuat jadi gak bisa main online game lagi. Balik2 ke jerman malas main lagi. Bolos kuliah gak lagi sebanyak semester lalu.
Mulai semester ini mulai ada praktikum tiap minggu. Kayaknya buat gw yang namanya praktikum itu sulit. Di semester 1 dan 2 tiap libur semester ada praktikum wajib dan selalu kesulitan. Biar sebelumnya uda baca skript praktikumnya selalu aja gak terlalu ngerti sebenarnya latar belakang teorinya dan selalu bingung gimana cara ngerjainnya. Apa yang dijelasin asistennya gak semua bisa gw tangkap. Masalah bahasa bakal jadi masalah sepanjang kuliah kayaknya. Hampir selalu jadi grup orang terakhir yang keluar labor. Sekarang praktikumnya tiap minggu, gimana gak pusing tuh minimal seminggu sekali jadi orang lemot.

Pada akhirnya gw berhasil juga ngelulusin 2 pelajaran ulangan itu biar dengan nilai di pinggir jurang. Lagi2 nilai ngepas, kecewa bener juga engga sih karena lulus tapi penasaran juga kenapa susah bener dapet nilai yang lebih baik. Selain itu ujian praktikum juga lewat dan ada 1 ujian lainnya. Ada 2 pelajaran lain yang akhirnya gw gak jadi ambil ujiannya. Gak sempet belajar dan pasti gagal punya kalau tetep nekat.Bisa dibilang semester ini lumayan berhasil. 4 ujian yang gw tulis lulus.

Wednesday, October 15, 2008

Semester 2

Review semester 2. Sommer semester april 06- sept 06

Ada lagi penyakit gw yang disebut new semester syndrom. Biar uda kuliah 1 semester tetep aja kagak ngerti tentang kuliah sendiri. Gw masih tetep bingung ngatur jadwal kuliah, masih bloon gimana gw bisa nyari info dari website kampus. Kecepatan mendapat info sangat berpengaruh, waktu itu ada 1 pelajaran yang harus dafatr online karena tempat terbatas. Sebenarnya gw uda sedikit telat tapi masih ada tempat kosong. Gw masih mikir2 mo ambil pelajarannya atau engga, terus gw biarin dulu. Walhasil akhirnya tempat kosongnya abis jadinya gak bisa ikut 1 mata pelajaran dari semester 2. Gak gitu nyesel karena jadi ada waktu ekstra buat kerja, tapi harus terima uda jelas ngutang 1 mata kuliah.

Kekhawatiran gw pun benar, semangat gw gak kayak kemaren. Bolos makin menjadi dan gw mulai ketagihan online game. Pikiran uda gak di kuliah lagi, banyak bolos cuma buat main di rumah. Kuliah yang memang kalau rajin aja belum tentu ngerti sekarang makin kagak tau apa2 karena sering bolos. 1 semester cuma mikirin gimana ngegedein charakter yang efisien dan benar building statistiknya, cepet level up, nyari tips dan trik dsb.

Tiba juga masa ujian. Ujian pertama lulus. Sampe sekarang gw masih ketawa sambil heran, kok bisa lulus ya. Kelasnya gak pernah ikut, cuma rajin ikut tutorium tanpa ngerti apa yang diajarin. Lagi2 ketolong ujian kemarin. Sebenernya belajar dari ujian kemarin aja gw gak terlalu ngerti2 amat, tapi lewat juga karena banyak soal mirip. Ujian kedua mah murni nyontek. Kisi2 ujian dikasih yang sama persis sama ujiannya, ngapalin juga jawabannya tapi akhirnya waktu ujian gw sambil bawa contekannya juga, malas ngapalin mati semua. Lagi2 lulus.
Karena waktu liburan semester sempet pulang indo dan emang di indo gak bakal bisa belajar biar uda bawa bahan kuliah, gw harus terima waktu pulang lagi ke jerman, gw gak siap sama 2 ujian yang sudah menanti. Harusnya gw mengundurkan diri, tapi akhirnya nekat, gak lewat 2 2 nya. Dengan aturan 3 kali kesempatan ujian, kalau 3 kali gak lulus ujian yang sama langsung DO, jadinya harus hati2 bener jangan sampai kesempatan terbuang sia2. Tapi kadang harus berani nyoba, soalnya gak ada semester pendek di sini dan buat mata kuliahnya Vordiplom nilai gak penting asal lulus. Kalau bisa keburu belajarnya, mending ikut ujiannya, kalau engga harus nunggu semester depan atau tahun depan.

Orang bilang kuliah di universitas itu suck banget dibanding di Hochschule alias sekolah tinggi. Itu benar. Dasar pemikirannya kuliah di Hochschule lebih cepat, bahan kuliah/ujiannya lebih sedikit sehingga ujian lebih mudah dan orang2nya saling kenal karena belajar di kelas kecil gak kaya ini, kagak tahu sapa aja temen seangkatan dan sejurusan. Banyak orang yang masih keliatan di semester 1, sekarang uda gak keliatan lagi. Salah satu temen gw pindah ke TFH. Sejak gw di TU, gw gak pernah kepikiran lagi buat pindah TFH. Rasanya gak terlalu parah2 amat kuliah di uni. Lama2 bisa adaptasi dikit2 dan berusaha jalanin aja dulu. Gw belum mikir, kuliah di uni sangat sulit sehingga gw gak bakal bisa lulus. Lagian di tempat lain juga belum tentu semudah yang dibayangkan.
Dengan demikian utang mata kuliah gw sekarang jadi 3. Jelas kuliah gw pasti molor.

Sunday, October 12, 2008

Semester 7, pengantar

Setelah libur semester panjang yang bener2 panjang, akhir juli sampe tengah oktober tiba juga saat yang ( tidak ) dinanti nantikan, mulainya semester baru yang terhitung dari besok. Yah saat yang tidak dinanti nantikan juga engga sih, kelamaan libur bikin bego dan memang sudah saatnya berjuang lagi.

Semester 7...
Tinggi juga yah. Kalau di indo itu tingkat terakhir, masa akhir2 kuliah yang menentukan. Mungkin sudah mikirin skripsi, kerjaan dll. Beda sama gw di sini. Judulnya aja semester 7 tapi pelajaran masih setara semester 5. Awal baru lagi buat gw setelah baru saja lewat Vordiplom sekarang ke tahap selanjutnya Hauptdiplom/Hauptstudium yang isinya cuma mata kuliah penjurusan, engga ada lagi mata kuliah dasar. Semua pelajaran inti teknik pangan baru dimulai sekarang. Kata orang sih pelajaran di Hauptstudium lebih menarik, yah mudah2an saja.

Sekarang apa rencana buat Hauptstudium ini ?
Belum tau juga deh, di pikiran si maunya lebih rajin lagi kuliah dan belajar, karena di tahap ini nilai ujian akan masuk ke ijazah Diplom. Ing, jadi gak mungkin donk puas lagi dengan nilai di pinggir jurang seperti waktu Vordiplom yang asal lulus aja uda sukur. Dan untuk 1 pelajaran hanya ada 2 kali kesempatan, kalau 2 kali gagal out.
Jadi grogi juga nih buat besok....
Paling ini jadi notice pertama aja, buat ngingetin aja emang beginilah keadaannya. Moga2 bisa tambah rajin.

Saturday, October 4, 2008

Make an Efford and Know Your Limit

Kadang butuh usaha keras untuk mencapai sesuatu. Tapi pertanyaannya sampai sejauh mana ?

Limit di sini bukan limitnya matematik. Limit ini artinya batasan. Sempet kepikiran sebenernya apa sih yang membuat orang gak berhasil mencapai tujuannya.
Limit apa yang membatasi usaha orang ? Jawabannya banyak, bisa karena waktu, uang, tenaga, skill, fisik dll.

Terinspirasi dari blog teman, ternyata limit yang ada bukanlah limit yang mutlak. Limit yang ada adalah limit yang fleksibel. Pikiran yang berpendapat kalau saya tidak bisa, saya tidak punya kemampuan untuk itu, saya tidak akan pernah sanggup adalah pikiran yang menjadi limit. Kita mencoba dan gagal bukanlah menjadi pembuktian kalau pikiran itu benar. Pikiran yang berkesimpulan, saya sudah mencoba tapi selalu gagal adalah limit kedua.
Kegagalan itu cuma menunjukan kalau kita belum bisa mencapai tujuan itu sekarang. Seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman, pengetahuan, kemampuan orang akan bertambah. Keterbatasan materi juga bisa berubah.
Mungkin ada yang pernah merasa, dulu kayaknya ngerjain hal anu kok rasanya susah bener, tapi setelah dicoba lagi sekian lama ternyata gampang bener sampai gak ngerti kenapa dulu dicoba gak berhasil terus.
Lalu sebenarnya berapa jauh sebenernya limit kita ? Gak ada yang tahu. Kerja keras dan usaha yang bisa mendobrak limit semu itu. Jika orang mau berusaha, boleh siap2 terkejut dengan keberhasilan yang mungkin bisa dicapai.

Kemampuan manusia untuk terus berkembang mengherankan manusia itu sendiri. Manusia dianugerahi kemampuan dari Tuhan untuk bisa belajar. Teorinya perkembangan manusia ke arah tak terhingga itu mungkin, tapi sampai sejauh mana ?
Kemampuan yang ada sering digunakan manusia untuk mengejar uang, karir, kuasa, popularitas dll. Manusia terobsesi olehnya. Manusia memang tak pernah puas. Di sinilah limit memegang peranan penting. Manusia pun harus bisa menentukan sampai sejauh mana dia maju dan berkembang sebelum apa yang dia kejar menghancurkan dirinya. Manusia pun harus menentukan sampai sejauh mana dia harus terus mendobrak limit2nya atau untuk berhenti dan membatasi dirinya sendiri sebelum dia diperbudak oleh obsesinya sendiri.

Kok bisa aja tiba2 gw mikir kayak gini, kayaknya efek patah hati masih berasa. Obatnya menyibukan diri dengan kerja seperti yang gw lakukan sekarang. Minggu ini banyak bener kerjaan. Awal minggu ada lebaranan. Bawa rejeki buat yang gak ngerayain, anak2 yang ngerayain gak ada yang mau kerja di kbri buat bantuin acara lebaranan. Senen selasa kbri rabu kamis eurotape dan sekarang gw sakit beneran, kecapean kerja dan kurang tidur. Weleh weleh.

Friday, September 26, 2008

Semester 1

Buat review ulang semester 1. Winter semester okt 05-maret 06.

Pertama2 mo ngucapin selamat dulu, akhirnya gw bisa lanjut ke step berikutnya, kuliah, i mean bener2 kuliah, bukan kursus bahasa lagi atau studienkolleg, 'coz biar di studkol statusnya mahasiswa, orang di indo gak bakal ngerti. Akhirnya resmi juga jadi mahasiswa di Technische Universität Berlin atau TU Berlin jurusan technologi pangan. Gak jadi masuk TFH karena ditolak begitu saja.
Awal2 masuk kuliah pasti semangat donk ya.

Rasanya semester 1 di kampus manapun sama aja deh. Orang bakal ngalamin yang namanya first semester syndrom. Butuh adaptasi buat perubahan dari sistem sekolah ke sistem kuliah dan buat gw lumayan bikin pusing.
Kalo orang biasanya nyari2 pelajar lain yang uda kenal dari sekolah, lingkungan rumah dll. Sedangkan gw kampus isinya bule semua dan dengan sesamanya mereka pasti lebih cepet nyambung daripada sama orang asing. Kembali berlaku rumus awal, orang asing lebih cepet nyambung sama orang asing, gak bisa masuk begitu saja sama orang jermannya apalagi dengan kemampuan bahasa yang pas pasan. Buat nyari info juga pusing, mo nanya ke sapa. Ujung2nya nanya ke orang indo lain yang uda kuliah di kampus yang sama. Kebetulan aja ada orang indo lain yang 1 jurusan sama gw, jadi bisa saling nanya.
Waktu pertama dulu gw pusingnya ngatur jadwal kuliah, kalau butuh pendaftaran musti ke mana larinya, gak ngerti urusan administratif dan organisasi kampus. Harus belajar nyari info sendiri dari website kampus.

Penyakit umum mahasiswa yaitu sering bolos juga gw alamin. Untungnya karena masih semester 1, masih semangat2nya jadinya gak gitu banyak absen. Di sini gak berlaku adanya absensi yang penting ujian lulus, makanya godaan buat bolos sangat besar. Kuliah dirajin rajinin, ada kelas tambahan juga diikutin.
Biar sering masuk kelas tetep aja ga gitu ngerti apa yang diomongin dosen. Sebelum masuk kelas kosong, waktu keluar juga kosong.
Waktu masa ujian juga hoki. Ujian pertama harusnya gak lulus jadi lulus karena nilai minimal kelulusan diturunin. Ujian kedua kagak lewat. Baru lulus di kesempatan kedua waktu akhir liburan semester karena akibat sempet gak lulus jadi ngerti dimana salahnya dan sebelum lupa mending cepet2 ambil ujian susulannya. 2 ujian lain lewat gara2 soal ujian tahun lalu. Sebenernya sih kagak gitu ngerti apa si yang diajarin di kelas, cuma gara2 belajar kerjain soal ujian kemaren aja jadi sangat menolong mencapai batas minimal kelulusan.

Walau begitu semester 1 gw tercatat sebagai keberhasilan terbesar. 4 mata kuliah dan 1 proyek yang gw ambil semuanya lulus, dengan penuh pengorbanan. Liburan semester abis cuma buat belajar. Cape. Karena masih baru aja semangat tinggi, tapi untuk seterusnya suatu saat gw bisa kehabisan tenaga. Membuka mata terhadap realitas bahwa kuliah itu gak gampang, harus berhati2 sekali karena beda gagal dan berhasil itu tipis, harus belajar untuk rajin dan tentu saja jangan mikir muluk2 untuk bisa kelar kuliah cepet apalagi sebagai pelajar asing. Kesulitan dan godaan itu banyak. Kadang harus kembali lagi ke motivasi awal, buat apa ke jerman, cuma
buat kuliah, yang lain cuma tambahan. Kalau kuliah gagal, keberhasilan yang lain juga tidak berarti banyak.
Akhirnya gw cuman bisa bersyukur semester 1 gw dengan kejutan ternyata bisa lancar, gak ada utang pelajaran buat semester depan.

Sunday, September 14, 2008

There Where I belong

Pernah ada orang yang tanya ke gw, lo biasanya main sama anak2 mana ?
Maksudnya si nanya biasanya gw gabung sama komunitas yang mana. Bingung juga jawabnya, do i really have any.....

Kadang2 iri juga sama anak2 baru yang datang ke sini lewat biro jasa, datang 1 rombongan berpuluh-puluh orang. Karena itu enaknya mereka punya temen2 seperjuangan yang bisa saling bantu dan kalau lagi kumpul bersama pasti rame.
Gw kan juga datang pakai biro jasa, tapi rombongan gw tidak heterogen seperti mereka. Bisa dibilang rombongan gw sangat homogen, sayangnya dengan gw yg 'lain' sendiri. Waktu awalnya kita masi bareng tapi begitu agak lama yang lain mulai aktiv di masjid indonesia berlin yang bikin gw gak bisa ngikut lebih jauh lagi. Cuma gw yang bukan muslim dari rombongan. Kalau begitu gw juga harus nyari gereja.
Nyari2 di mana ada KMKI komunitas mahasiswa katholik indonesia. Beberapa bulan datang ke gereja KMKI sampai ada major problem, ternyata gw gak bisa juga bener2 gabung sama mereka dan gak dapat teman. Akhirnya paling cuma sama temen 1 studkol aja dan mulai jarang2 datang ke gereja.

Jika sekarang gw lumayan bisa tahu banyak orang di berlin cuma karena 2 hal, yaitu lapangan bola dan eurotape. Yang pertama2 si lapangan bola, dari situ bisa kenal segala orang, dari yang aktif di masjid, anak2 KMKI yang lain, anak2 gereja lain, orang KBRI, yang dari kelompok lain dan yang juga gak aktif di mana2 . Dari situ juga dapat pintu masuk ke PPI dan kerjaan di KBRI.
Banyak sangkaan yang bilang gw muslim, gw kristen, gw bukan cokin dll karena emang gak jelas gw gabung sama siapa.
Itu semua sama sekali engga menunjukan gw orang yang supel atau pandai bergaul. Gw tetep lah orang yang aslinya tertutup dan anti sosial .
Dengan kenyataan bahwa masyarakat indonesia di berlin masih terkotak2 dengan perbedaan SARA, gw cukup senang kalau kadang2 kita yang dari berbagai kalangan bisa berkumpul bersama di kesempatan apapun. Cape dan males buat berusaha masuk ke komunitas tertentu.
Gw bakal ada di tempat di mana gw merasa dihargai dan dibutuhkan.

Saturday, September 13, 2008

Tikus KBRI

Pagi dingin2 gini enakan sih tidur. Harusnya september awal udara masih agak hangat, tapi kok tahun ini agak berubah. Lama2 tidur sambil kedinginan gak enak juga. Lagian uda cukup lah tidurnya.
Rasa cape gara2 kemaren malam abis pulang kerja dari KBRI gak terasa lagi. Ada acara buka puasa bersama setiap jumat bawa rejeki juga. Bisa nyari2 duit sedikit sambil dapet makan gratis lumayan kan.
Sebenernya kerja di sana ngapain aja sih ?
Kerja di KBRI dibilang paling enak karena dapetnya lumayan banyak tanpa potongan, nyantai dan dapet makan juga. Dibilang paling enak si engga, cuma beda aja. Kerja sama orang indo beda jauh dibanding kerja sama orang lain.
Di KBRI student kebanyakan ngurusin soal makanan. Jelas orang indo gak bisa dipisahin sama makanan, di mana ada acara di situ selalu ada makanan. Makanan prasmanan dimasak sama ibu2 darma wanita, student yang ngebantu ibu2 buat nyiapin mulai dari perlengkapan makan, tata letaknya, ngebantu ngisi ulang jika makanan di pemanas uda hampir habis, beres2 abis acara, cuci piring dll. Gak bisa disebutin satu2 karena memang fleksibel, bisa disuruh bantuin apa aja. Yang paling penting bisa inisiatif sendiri.
Kalau kerjanya dibilang santai gw gak gitu setuju. Ok ada waktu di mana bisa duduk2 bengong contohnya ketika acara dimulai tapi ada saat2nya juga dimana orang kelabakan contohnya ketika mulai makan.
Kerja KBRI juga yang tahun lalu banyak ngasih gw duit tambahan, yang bikin gw sering pulang malam2, yang bikin gw merasa enak nyuci piring pake pakaian resmi, yang bikin dapurnya serasa dapur rumah sendiri, yang bikin pengeluaran makan gw berkurang.
Selalu ada sisa makanan yang bisa dibawa pulang. Karena memang terakhirnya selalu nyuci piring dulu, selalu aja kebagian sisa makanan dari ibu2. Disuruh bawa pulang banyak malah, sayang kalau sisa makanan harus dibuang.
Kemaren isi tas selempang mungil gw aja berat bener. Gw pulang ke rumah lama, gak mungkin makanan gw bawa ke rumah baru, gak bakal abis dimakan sendiri. Buat buka puasa dan sahur temen rumah lama aja.
Iseng2 gw timbang dulu, makanan yg gw bawa kemaren totalnya 6 kilo. Edan. Buat 3 hari kayaknya cukup.

Friday, August 29, 2008

Kamar Baru

Hari ini gw baru liat kamar baru gw. Kecil dan jauhnya ya ampun hahahhah. Masih belum kebayang begitu barang2 gw masuk jadi kayak apa bentuknya. Mengingatkan gw sama kamar lama, yang kandang burung itu. Setidaknya dengan sewa rumah yang makin murah, gak bisa donk ngarepin kamar gede. Untungnya bentuknya WG kayak di innsbrucker platz, ada dapur dan ada gudang, jadi gak semua barang harus ditaruh di kamar.
Sempet kenalan sama temen rumah baru yang orang jerman semua, sempet bersih2 dikit, ngatur2 tata letak ranjang dan meja, bikin shoppping list buat kamar baru.
Buat ruang gerak kamar baru ini jauh lebih sempit dibanding di innsbrucker, tapi setidaknya kamar sendiri.
Gak tahu kapan bisa mulai tidur di sana. Sedih juga ninggalin kamar yang lama tapi harus gimana lagi, memang sudah waktunya dan saatnya sudah tepat untuk pindah.

Sunday, August 24, 2008

Kuli ahh...

Saatnya mengdokumentasikan perjalanan karir gw.

Sekitar februari 05 akhirnya gw untuk pertama kalinya bisa menikmati hasil keringat sendiri. Gw mengawali cita2 bisa bebas kiriman duit dengan kerja yang unik. Gw gak pernah tau ada orang indo (di berlin) yang pernah kerja kayak gw. Winterdienst emang pekerjaan asing buat orang indo. Apaan tuh winterdienst ? Kerjaan ini cuma ada waktu winter. Bersihin jalan, tangga dari salju supaya orang bisa lewat dan naburin pasir supaya keset, yang dibersihin beberapa blok rumah. Bayangannya kayak sapuin jalan aja, tapi sekarang yang disapu itu salju. Gw berani ambil karena emang cuma itu tawaran kerja yang ada waktu itu dan salju di berlin gak tebal.
Ini kerjaan gokil bener. Gak peduli mau salju tebel atau kagak kerja ini masih termasuk kerja yang berat. Kita diminta datang di tempat yang bakal kita bersihin sekitar jam 5 subuh. Gw musti ambil kereta pertama biar keburu. Masih mending kalo alamatnya gampang, deket2 stasiun, kalau harus nyari2 lagi itu yang repot. Harus bangun jam berapa gw juga bingung, harus keluar pagi2 waktu musim dingin dan langsung nyapuin jalanan. Dari yang kedinginan sampe bisa banjir keringat, harus korbanin sepatu, kaos kaki, sarung tangan. Sampai terasa banjir juga di dalam sepatu dan baunya bukan main lagi. Langsung merasakan bekerja itu memang tidak mudah, butuh ketabahan, kesabaran buat sekedar bertahan sampai kerjaannya selesai dan yang paling penting setelah selesai kerja masih punya keinginan untuk kerja lagi, engga kapok untuk kerja lagi. What a beginning.
Waktu itu masih studkol, cuma bisa kerja waktu liburan dan tergantung saljunya turun atau engga.
Jadi gak sempet kerja banyak.
Gitu deh ceritanya gimana gw dapet duit pertama yang kalau dipikir2 besar juga gajinya. Justru kerjaan pertama gw itu kerja yang duitnya paling besar dan yang paling berat dibanding kerja2 gw berikutnya.

Selanjutnya jadi roomboy di hotel sewaktu liburan sebelum masuk kuliah, barengan sama waktu gw bikin praktikum buat daftar TFH. Jadi cuma weekend doank, hari biasa praktikum. Kerjaan ini termasuk kategori paling parah separah parahnya. Gaji dihitung per kamar, 1 kamar 2,2 €. 1 hari bisa kerja 8-9 jam sampe jatah kamar lo abis. Jatah kamar biasanya disesuaikan dengan kecepatan masing2. Gw waktu itu bisa mencapai rata2 17 kamar per hari. Parah abis karena :

1. 17 kamar sehari gak dapet banyak duit. Kolega gw yang kerja tiap hari juga gak bakal dapet bersih di atas 1000 per bulan. Termasuk kerja upah rendah. Yah tergantung hotelnya deh, gimana sistem gajinya. Soal tip dari penginap tergantung hoki masing2 dan rebutan antara roomboy, hausdame atau minibar. Siapa yang masuk kamar pertama kali bisa dengan tenang ngambil tip. Gw jarang banget dapet tip, paling dari 17 maksimal cuma dapet dari 2 kamar. Kesimpulan yang bisa diambil, kagak hoki atau orang jerman itu pelit.
2. Kerja gaji kecil tapi butuh perfeksionisme tinggi. Kamarnya harus bener2 bersih, air setetes, bercak air, debu setitik, kotor sedikit gak boleh kelewatan. Kadang biar kamarnya uda selesai bisa dipanggil lagi sama Hausdame (pengawasnya) buat bersihin ulang bagian yang masih kotor. Itu sangat buang waktu dan bikin BT.
3. Dengan waktu 8-9 jam dan 17 kamar sehari, kadang2 gw kerja non stop, gak pake break dan kadang2 sambil lari di lorong kamar. Kebayang kan kalau sampe dipanggil buat bersihin ulang 1 kamar berapa lama waktu yang kebuang, itu juga kalau cuma suruh ulang 1 kamar, kalo lebih menangislah.
4. Satu2nya kerjaan yang bisa kena potong gaji di tempat. Kalau ada kesalahan yang serius bisa kena potong contohnya 5 kamar. Artinya jatah 5 kamar gak digaji.

Gila, uda gaji kecil masih bisa kena potong gaji juga. 5 kamar = 2,5 jam kerja gratis. Kalau emang salah, pake peringatan donk atau pecat sekalian. Pernah gw kena begituan. Pas di hari terakhir lagi. Bukan karena sengaja, uda empet bener sampai gak bisa konsen lagi.Awalnya masih semangat, tapi begitu dipikir2 lagi, parah banget. Gimana mau bisa jaga motivasi kalau begini caranya. Kerja sama gaji gak sesuai, di sini jerman bukan indo, kerjaan sambilan yang lebih baik masih banyak. Akhirnya gw cabut begitu mulai awal semester kuliah dan gw bersumpah gak bakal mau jadi roomboy lagi.

Setelah itu sempet jadi pembagi iklan ke rumah2, lumayan enak. Gajinya emang ga besar tapi paling cuma cape jalannya doank dan waktu gak terasa. Enaknya iklan yang dibagiin gak harus habis. Sistemnya waktu itu menurut daerah pembagian iklan, kalo misalnya harus bagi ke 10 jalan, ya uda dibagiin di jalan itu. Iklan yang dikasih belum tentu bisa habis tergantung berapa banyak kotak pos rumah yang ada di jalan itu.

Sempet juga jadi pencuci piring. Sempet dipecat dari situ, gara2 emang bosnya orang gila, gw kesulitan adaptasi sama kolega di situ (nenek2 cerewet semua,sangat sulit adaptasi) dan gak bisa nentuin hari kerja yang pas, diubah ubah terus, gimana donk sama jadwal kuliah. Akhirnya banyak ijin karena bentrok jadwal praktikum atau ujian. Dipecat juga akhirnya.

Waktu piala dunia 2006 sempet jadi steward perempat final jerman lawan argentina dan jaga malam stadion. Tapi cuma selama piala dunia aja, abis itu gak pernah dipanggil lagi.

Jadi rutinier kerja di KBRI buat bantu2 kalau mereka ada acara. Banyak orang bilang si kerjanya enak, gaji gede, gak dipotong apa2 lagi. Gw bilang si gak selalu, kerja di KBRI gak sesimple yang dikira orang. Bikin pusing juga kalo lagi sibuk. Kerja sama orang indo bukan berarti malah nyantai. Mungkin sama orang lain malah lebih enak, sama orang indo mah kadang bener2 dianggap kayak babu aja. Apalagi di depan orang2 kedutaan kadang2 nganggap student yang lagi kerja bisa disuruh2 seenaknya. Kalau terus diambil hati malah bikin kesel, mending enjoy aja mengingat gajinya.

Sempet lari ke hamburg, nguli di pabrik sebulan. Lumayan sempet keluar berlin ngerasain kota lain, suasana baru. Tinggal di berlin mulu bosen banget. Baru kali itu ngerasain kerja penuh tiap hari. Selama itu tiap hari cuma bangun, sarapan, cabut kerja, pulang langsung masak, makan, mandi dan tidur lagi. Sabtu minggu cuma buat tepar dan ngerjain hal lain yang gak sempet dikerjain waktu hari kerja.

Dan sampe sekarang aktif kuli ahhh.. di satu pabrik di berlin.

Kerja sambil kuliah gak pernah gampang, kadang2 kepikiran gw pengen konsen belajar begitu masa2 ujian datang. Tapi begitu kebetulan lagi nganggur, banyak waktu kosong ternyata ga bisa juga selalu belajar. Gw butuh kerja juga buat selingan. Tantangan terbesar masalah bagi waktu. Lagian ada baiknya juga kalau sambil kerja juga. Cari pengalaman dan membentuk mental kerja selain nyari duit juga.
Jika kuli ahhh.. jalan, maka kuliah juga harus jalan. Mengingat kuliah di sini gak gampang, apalagi di universität maka kalau mau kuliah lancar waktu belajarnya harus diperhatikan. Caranya dengan kurangi bekerja atau membagi dan memanfaatkan waktu. Tentu saja option kedua lebih menarik. Gw gak bakal ambil pilihan pertama kalo gak terpaksa dan selama gw masih belum bisa manfaatin waktu yang ada. Gw harap pelan2 gw bisa belajar bagi dan manfaatin waktu yang ada.

Thursday, August 21, 2008

The Way of Working Student

Gw uda bercerita di posting sebelumnya, gimana awal mulanya gw pengen sekolah di jerman. Kuliah di luar negri. Pikiran pertama gw, mampu gak bokap nyokap buat bayar biayanya. Gak semua orang tua terbuka sama anak soal duit. Gw gak bisa bilang, anak2 harus tahu atau tidak perlu tahu keadaan keuangan orang tuanya sendiri. Rencana sekolah di luar harus disesuaikan dengan keadaan keuangan keluarga. Gw gak merasa bokap kelebihan duit, jadi masalah ini harus dibahas. Bokap bilang mampu, nyokap ragu bakal mampu. Gak ada yang tau pengeluaran di sini totalnya berapa, tergantung kota dan gaya hidup masing2. Kalo ada yang nanya gw sekarang sebulan abis berapa, angka itu cuma berlaku buat gw, buat yang lain beda.
Dari 2 jawaban yang berbeda itu, gw cuma menyimpulkan, mampu tapi tidak untuk seterusnya. Muncul niat kedua, selain kuliah harus bisa bantu bonyok.

Buat orang yang fresh baru datang dari indo, masa2 awal di sini jadi masa2 yang paling sulit. Adaptasi, bahasa, lingkungan dll tapi tidak dalam hal keuangan. Buat

orang yang normal si harusnya sudah mempersiapkan modal duit, lagian syarat visanya juga harus bekuin rekening. Jangan datang dalam keadaan sulit. Lagi2 gw juga gak bisa bilang angka pengeluaran buat orang yang baru datang. Cuma harus diingat, masa2 awal pengeluarannya paling banyak, buat kursus bahasa, buat tiket bus bulanan, buat beli perabotan rumah, belanja makanan juga pasti lebih mahal karena belum tahu mana yang murah mana yang mahal. Ok, bulan2 awal masih banyak pengeluaran tapi itu normal. Jangan bilang lo langsung mikir nyari kerja. Pertama harus ingat apa tujuan orang datang ke sini, buat kuliah. Daripada buat kerja lebih baik kalau lo gunain waktu buat mempersiapkan diri untuk mencari studienkolleg atau tempat kuliah. Rajin2 kursus supaya kemampuan bahasa berkembang dan kesempatan lo untuk dapat tempat kuliah semakin besar. Pada akhirnya yah balik lagi ke soal duit tadi. Pengeluaran lo makin murah kalau uda masuk minimal studienkolleg, gak perlu bayar kursus bahasa lagi dan believe me sebelum lo dapet visa student yang baru bisa di apply setelah dapet minimal studienkolleg, kesempatan kerja legal tertutup. Cuma student yang punya ijin kerja di sini. Kalaupun uda punya ijin kerja sebelum kuliah, tetep aja belum punya immatrikulationsbescheinigung alias tanda bukti terdaftar di salah satu kampus dan tanda bukti ini biasanya juga diminta buat kerja. Kalau masih kursus bahasa kemungkinan besar harus kerja gelap.

Bekerja atau tidak adalah sebuah pilihan.
Kalau lagi saat2 ujian kadang muncul juga pikiran, kalau engga kerja mungkin bakal lebih enak, banyak waktu buat belajar, gak perlu mikirin yang lain, yang penting ujian lulus. Banyak juga pendapat mengenai hal ini. Ada pro dan kontra kuliah sambil bekerja dan akhirnya pilihan itu kembali ke pribadi masing2.
Yang kontra contohnya, selama orang tua masih mampu kenapa harus mati2an kerja. Jauh2 disekolahin ke sini kan untuk kuliah bukan untuk kerja. Orang tua juga gak berharap anaknya kerja terus, buat mereka yang penting kuliah yang bener. Sayang kalau kerja tapi kuliah terbengkalai.
Pikiran semacam ini selalu bener, gak bakal pernah bisa disalahkan. Orang tua manapun pasti bakal berharap anaknya bisa dapet sekolah yang terbaik.

Gw punya pertimbangan lain. Gw pernah bengong sendirian buat mikirin hal ini. Bagaimana jika kuliah tanpa kerja, apa pengaruhnya buat kuliah ?
Pada akhirnya gw berpikir gak bakal ada pengaruh yang signifikant dalam hal lama kuliah. Mungkin bakal mempercepat kuliah tapi gak akan jauh berbeda. Jika 20 jam dalam seminggu biasanya untuk kerja, maka tanpa kerja akan ada extra 20 jam tiap minggu. Gw gak bisa membayangkan kalau tambahan 20 jam itu bisa gw gunain seluruhnya buat tambahan waktu belajar. Mungkin dari 20 jam itu, tambahan waktu belajar cuma sekitar 4-5 jam, sisanya main, jalan atau untuk waktu santai. Emang gw masih payah buat ngatur waktu.

Lalu pemikirannya dibalik, bagaimana jika kuliah dengan kerja, apa pengaruhnya buat gw ?
Pertama bisa bantu orang tua untuk biaya hidup di sini karena gw uda menyimpulkan bonyok mampu tapi tidak untuk seterusnya. Bekerja juga bisa melatih mental dan tanggung jawab. Walaupun bukan kerja yang elite setidaknya dengan kerja kita bisa merasakan mencari uang itu tidak mudah. Kadang juga bisa jadi kepuasan diri juga, uang yang gw pegang sekarang itu hasil keringat sendiri, bukan lagi dari kiriman. Belajar juga untuk bekerja dengan benar dan serius, engga cuma kerja sambil mengeluh, juga untuk menguji kerajinan, ketelitian, inisiatif, kedisiplinan dalam kerja. Gw pikir biar kerja serabutan tapi setidaknya mental bekerja bisa dilatih mengingat gw bakal lulus kuliah umur 27-28 mungkin lebih, dengan umur segitu orang lain mungkin uda punya 4-6 tahun pengalaman kerja. Jangan sampai di umur segitu kita gak ngerti, dalam dunia kerja musti gimana. Kalau ada keuntungan tambahan, gw bisa bilang untuk ngelatih bahasa juga, untuk dapat kenalan juga, sebagai selingan karena gak mungkin donk di sini kerjaan gw cuma belajar aja dan kepuasan pribadi karena bisa mandiri.
Point terakhir yang paling sulit adalah untuk belajar mengatur waktu, supaya jangan sampai kecemplung terlalu dalam. Kerja tapi lupa kuliah. Kecapean kerja sampai gak bisa belajar lagi. Prioritas utama tetap harus kuliah, jika suatu saat gak bisa lagi kuliah sambil kerja, gw janji bakal berenti kerja. Sekarang si masih bisa jalan dua2nya. Gw juga masih belajar buat ngatur waktu kerja dan belajar. Kerja lancar tapi kuliah gagal gak ada artinya juga, kan.

Thursday, August 14, 2008

Innsbrucker Platz Land

Waktu itu kayaknya september 2005, gw lupa juga kapan tepatnya, akhirnya gw memutuskan buat pindah rumah untuk kedua kalinya. Pertimbangannya pertama2 karena biaya. Makin lama sewa kamar makin terasa mahal. Dengan ukuran 18 m² termasuk dapur dan kamar mandi, layak kamar gw disebut kandang burung. Kamar kecil tapi sewa besar, mending cari alternativ lain yang lebih murah. Pertimbangan kedua karena bosan aja. Tinggal sendirian di situ lama2 bisa gila juga. Waktu itu gw masih sibuk praktikum + kerja + olah raga dan udah gw bilang di posting sebelumnya, saat itu saat dimana gw lebih banyak make bahasa jerman daripada indo. Sampe rumah praktis gak ada siapa2 lagi yang bisa diajak ngomong. Akhirnya pindah juga, kebetulan waktu itu ada tawaran kamar kosong di WGnya temen main bola. Sebelum pindah gw sempet bikin foto kenang2an.



WG atau wohngemeinschaft atau gampangnya tinggal bareng cukup umum di kalangan pelajar2 di sini. Orang nyewa wohnung atau apartemen dengan beberapa kamar untuk ditinggalin rame2. Karena itu biasanya sewa kamar jadi jauh lebih murah dan gak bakal sepi. Engga ada istilah atasan atau bawahan, yang ngatur atau diatur. Di WG penting untuk buat peraturan bersama supaya tinggal bareng juga nyaman tanpa harus banyak ribut2.
WG baru gw engga kaya gitu pada umumnya. Istilah ngekos lebih cocok karena apartemennya uda ditempatin nenek2 jerman. Karena banyak kamar kosong akhirnya kamarnya disewain buat pelajar yang kebanyakan orang indo. Si nenek dulu punya pacar orang indo jadinya dia prefer nyewain buat pelajar indo. Waktu itu masih ada 3 orang indo termasuk gw sama 1 tunisia sebelum akhirnya 1 temen indo cabut dari situ.
WG ini letaknya di dekat stasiun U-Bahn/S-Bahn Innsbrucker Platz dan termasuk WG yang berbentuk sosialis dan absolut dengan si nenek sebagai kepala negara.

Sebenernya sih normal2 aja karena kos di indo juga pasti ibu bapak kosnya juga bikin aturan. Tapi kadang gw gak ngerti jalan pikirannya si nenek sampe sekarang.
Gw sebut WG sosialis karena contohnya waktu pertama kali gw datang, gw bawa perabotan dari kamar lama gak boleh dipake, gw selalu tidur pake banyak bantal tapi diprotes karena di kamar gw uda ada bantal punya dia, yang paling parah si di kamar gw sendiri gw gak boleh make komputer sendiri dengan alasan dia juga punya 1 komputer yang bisa dipake bareng. Gw sampe speechless waktu dia nyuruh nyimpen komputer gw di gudang. Hampir gw gak jadi pindah sebelum gw protes abis2an. Kita gak boleh beli atau bawa perabotan lain ke rumah, semua perabotan dia yang sediain dari pisau dapur sampai TV di kamar temen gw. Makanya gw bilang ini WG sosialis, orang gak boleh punya barang pribadi, semuanya punya si nenek dan kalau butuh sesuatu minta si nenek. Memang penyewa utama apartemen itu si nenek kalau kita istilahnya cuma numpang dan itu menyebabkan terjadinya perbedaan kasta. Ditambah lagi adatnya orang jerman yang gak pernah bisa ngomong baik2 kalo memangnya dia gak suka sama sesuatu. Namanya juga nenek2, kolot, munculah suatu keabsolutan.
Gw juga gak pernah ngerti kenapa dia juga harus ngurusin dan mempermasalahkan barang apa aja yang boleh ada di kamar masing2. Kotak sepatu, tas bahkan pengharum ruangan aja harus diributin. Cape musti berdebat mulu, jelasin kenapa itu barang harus ada di kamar. Gw uda bayar sewa kamar di sini tapi tetep harus diributin apa yang ada di kamar gw. Di tempat lain gak ada lah yang begini, selama orang tidak berbuat sesuatu yang destruktif, kriminal di kamar sewaannya.
Selama 3 tahun tinggal di sini, gw gak pernah ngerti urusan rumah. Kalau ada masalah gw gak tau musti hubungin sapa. Kayak dulu sempet internet error, gak ada yang bisa benerin karena gak tau username, passwort. Harus manggil tekniker andalannya si nenek karena dia yang masang dan dia yang tau semuanya. Si nenek gak percaya sama anak2. Jadi kita gak pernah punya kuasa buat betulin sendiri atau waktu modemnya sempet rusak buat beli sendiri modem baru sebelum gw akhirnya bisa nyari tahu sendiri.

Tinggal di sini ada enaknya juga. Perabotan ada semua, sewa lebih murah dari kamar lama, ada orang jerman yang bisa ditanyain kalo ada hal yang gak ngerti, lokasi deket kampus sama tempat kerja, bisa hemat deterjen, sabun cuci piring karena bagian dari fasilitas, baju dicuciin. Sampe sekarang gw masih bingung kenapa kita gak boleh nyuci baju sendiri. Tinggal terima jadi aja kalo itu tentang urusan rumah.Kadang kalo lagi bt sama nenek bisa kita kerjain. Miss call ke telponnya dia biar dia bingung, ngumpetin barangnya dia dan baru dibalikin diam2 kalo dia uda
bingung, bikin keributan waktu dia tidur, begitu dia bangun kita semua pura2 tidur. Kasian juga uda nenek2 kita kerjain mulu. Cuman cerewetnya itu yang bikin kita pengen ngerjain dia mulu. Kadang gak enak juga kalau ada temen datang, bisa kena omel juga kalo ada salah. Temen mo nginep juga gak bebas.
Gw uda mikir gak mungkin sampe lulus bakal tinggal di sini. Di summer tahun ini gw uda mulai berpikir untuk nyari kamar baru dan akhirnya hari ini gw dapet kamar baru yang lebih murah lagi, uda tanda tangan kontrak dan tinggal dibayar. Tepat 3 tahun gw tinggal di innsbrucker platz.

Buat gw gak masalah, gw bakal ngurusin semuanya sendiri. Gw tau urusan rumah gw sendiri, bebas ngatur sendiri, gak perlu banyak ribut sama nenek tentang hal2 kecil yang gak perlu diributin. Gw gak perlu diurusin sama orang lain dan gw juga gak mau diurusin. Biar emang enak ga pusing lagi mikirin macam2 tapi akhirnya jadi tergantung sama orang. Gw juga gak mau begitu.

Wednesday, August 6, 2008

Dicari Blogger Expert

Sering liat2, ngintip2 blog orang. Hmm kok punya mereka beda yah? Feature nya lebih banyak.
Gw ngutak ngatik settingannya, kagak ngerti gimana caranya bisa buat kayak mereka.
Dari awal terciptanya blog ini sampe sekarang lay outnya gak pernah berubah. Abis mo nambahin apa lagi, di page element gak ada apa2 yg bisa ditambah @_@
Ada yang bisa ngajarin gw gak ?? huhuhuhuh

Sunday, August 3, 2008

Codename Black Monkey

Black monkey itu temen gw karena emang orangnya item kayak monyet pula. Jangan marah ya nyet, kita juga punya codename sendiri2 kok. Ada 2 lagi temen gw yang lain, Big Piggy n Cute Doggy. Sama2 kenal dari smp, tapi sma misah, mereka tetep 1 sekolah dan gw berjuang di seminari. Sampe sekarang kita tetep jaga kontak.

Si Black Monkey baru propose cewenya. Waktu memang cepet bener. Gak terasa dia uda sampai di tahap yang gw dan 2 orang temen gw yang lain belom pikirin, setidaknya belom ada yang sejauh dia. Padahal kayaknya baru kemaren kita masi sering ngumpul bareng cuma buat ngadu WE atau main monopoli atau makan KFC gocengan dll.
Cute Doggy masih baru bangun karir dan Big Piggy masih berjuang dengan sekolah kedokterannya. Yang terakhir, Smiling Rabbit baru happy karena Vordiplom baru kelar dan menikmati liburan summernya. Tapi pusing juga jadinya karena kebetulan dia baru ketemu teman yang lain dan ngebawa tema yang sama, tema berat tentang masa depan. Dia sudah kerja lumayan tapi cukup desperate dan masih sakit hati karena hubungannya baru gagal. Ada rasa khawatir dan pesimis akan masa depannya jika gak bisa lagi nemuin orang yang cocok. Dia cuma bisa bilang jangan khawatir, dia masi muda, kesempatan masih terbuka, bakal ada orang lain lagi.
Jangan sampai jadi pesimis gitu. Yah mudah2an kata2 itu cukup menghibur dia.

Gw pun mikir, kondisi gw juga engga lebih baik. Karena gw masi kuliah, gw belom bisa mikir sejauh itu, tapi gara2 mereka jadi kepikiran juga. Mungkin juga sudah saatnya gw mulai memikirkan sejauh itu. Kuliah aja juga kira2 masih 3 tahunan lebih, yah emang gak ada salahnya siap2 dari sekarang. Umur emang makin nambah, tapi kadang tetep ada bagian dari gw yg masih kanak2. Yang jelas gw gak mau baru mikirin tema ini ketika gw uda lulus. Dari sekarang pelan2 harus mikirin.
Ok, cukup sekian aja. Gw malas bahas lebih jauh lagi.

Btw, selamat aja buat Black Monkey atas keberhasilannya. Moga2 bisa lancar sampai gw dapet undangan resminya.

Thursday, July 31, 2008

Biokimia dan Program Diet

Pertama tama apa hubungannya biokimia sama program diet ? Gw juga ga tau, ada gak ya. 1 semester gw cuma belajar biokimia supaya oral tesnya lulus dan gak DO. Jadinya iseng2 aja nulis beginian sekalian nyampah di blog. Sekarang bisa gak dengan pengetahuan sedikit biokimia buat menyusun program diet. Gw si gak lagi diet, uda kurus kecil begini kalau bisa pengen tambah gede dikit.

Sumber energi utama adalah lemak dan karbohidrat/gula, tambahannya dari protein. Bedanya dengan karbohidrat, lemak bisa disimpan dalam tubuh dalam jumlah yang besar dan lebih berkonsentrasi tinggi (kalori dari 1 gram lemak lebih besar dari 1 gram karbohidrat ), makanya orang selalu bilang gendut karena banyak lemak bukan karbohidrat dan yang dibentuk jaringan lemak bukan jaringan karbohidrat. Karbohidrat atau gula gak bisa lama2 disimpan di badan, harus segera diproses melalui metabolisme. Metabolisme lemak dan karbohidrat unik. Singkatnya beberapa reaksi perombakan karbohidrat irreversibel dan dan perombakan lemak bisa dibilang lebih reversibel. Dua2nya bisa dirombak sampai suatu saat mereka punya produk yang sama, molekul intermediate yang disebut acetyl-CoA. Bedanya perombakan dari lemak sampai sini reversibel tapi karbohidrat irreversibel.
Jika energi yang dihasilkan cukup maka proses pembentukan yang bisa dimulai adalah pembentukan lemak, bukan karbohidrat! Di sini penjelasannya kenapa nasi juga penyebab bikin gendut. Gak peduli berapa sedikit daging yang lo makan, kalo nasinya segunung tetep aja bikin gendut kalau energi yang dikeluarkan lebih sedikit. Intinya dalam metabolisme karbohidrat bisa dirombak jadi lemak tapi lemak gak bisa jadi karbohidrat. Dengan catatan : lemak terdiri atas asam lemak dan glycerol. Yang tak pernah bisa dirubah jadi karbohidrat adalah asam lemak.

Jika prosesnya begitu jadi gimana caranya nyusun program diet dengan jatah makan normal. Gw gak mau saranin kurangin makan, entar sakit maag atau tukak lambung lebih repot lagi.

Jadi ngurangin daging sama aja bohong kalo nasinya segunung, minumnya coca cola, cemilannya banyak atau sering minum kopi/teh gulannya bersendok sendok.
Tentang minuman, ini dia bahaya yang tak terlihat. Banyak orang suka minum air putih saja, tapi lebih banyak lagi orang yang suka minuman selain air putih, seperti kopi, teh, kola dll. Jika pada makanan banyak alternativ sebagai penyedap rasa, tapi pada minuman cuma 1 saja, yaitu gula.

Penyebab kegemukan nomor satu di negara maju adalah kebanyakan makan gula bukan lemak.
Alternativnya bagaimana jika ganti dagingnya dengan protein seperti ikan. Fungsi utama protein memang bukan sebagai sumber energi, tapi tetap saja ada sebagian yang akan dirombak untuk menghasilkan energi dan sistem metabolisme tetap mempertemukan protein dengan lemak di beberapa molekul intermediate yang sama, sehingga dalam kondisi kelebihan energi kemungkinan protein dibentuk jadi lemak tetap ada.

Ada orang yang mengganti menunya dengan makan buah. Cukup sehat, tapi harus diingat beberapa jenis buah mengandung kadar gula yang tinggi. Karena memang buah itu juga cadangan makanan tumbuhan. Kalo manusia membentuk lemak, tumbuhan membentuk buah atau umbi. Jadi gak bisa dibilang makan buah gak bakal bikin gendut. Harus tetap dalam porsi yang terjaga.

alternativ yang lebih baik lagi ditawarkan dengan menu sayuran. Dengan kadar lemak dan gula yang kecil, sulit terbayang kalau kebanyakan makan sayuran bisa bikin gendut. Sumber lemak satu2nya paling kalau misalnya makan salat itu dari dressingnya atau kalau di indo gado gado dari bumbu kacangnya.

Kayaknya susah bener deh kalo musti ngatur menu makan kayak gini. Musti ganti daging lah, beli ikan, beli buah, banyakin makan sayur dll. Rela gak nih kalau cuma makan buah atau sayur tanpa ada daging ? Ada si alternativ lain yang lebih hebat tanpa harus pusing ngatur menu.
Pertama tama matikan komputer sekarang, jangan duduk di depan komputer mulu. Jalan pagi kek, olah raga atau ngapain selain cuma duduk doank.
Ternyata gak perlu pengetahuan biokimia buat diet, gak penting banget si. Sekali lagi namanya juga nyampah.


Ditulis tanpa referensi, mohon maaf kalau ada yang salah. Segala koreksi dan usul referensi akan diterima.

Friday, July 18, 2008

Semester 6

It was 21st january when i first time wrote about the oral test.
Sekitar 6 bulan yang lalu. Selama itu juga gw khawatir sampai hari ini, 18 juli. Sebuah kesempatan terakhir untuk menyelamatkan kuliah gw di sini yang gw tulis di postingan selanjutnya.
Waktu itu semester belum selesai, masih ada beberapa ujian yang harus ditulis. Ketika semuanya beres, jelas sudah ujian oral biochemie ini jadi the last test before pre-diplom / vordiplom, tahap dimana semua mata kuliah dasar uda beres. Saat itu semester 5.

Begitu masuk semester 6 gw mau gak mau harus membuat misi darurat. Prüfungsamt alias sekretariat ujian bilang sebelom vordiplom atau semua mata kuliah dasar kelar, ga boleh ikut ujian mata kuliah khusus tanpa kecuali. Gw jadi korban sistem kuliah jerman. Dengan demikian semester 6 gw cuma bisa ambil 1 ujian doank dari mata kuliah dasar yang tersisa, ya biochemie itu. Sebenernya si bisa aja ambil ujian dari mata kuliah khusus tapi harus dengan persetujuan dosennya dan dosennya harus nahan nilai gw sampai kelar vordiplom, baru dilaporin ke Prüfungsamt. Seolah olah gw nulis ujiannya setelah vordiplom kelar.
So please jangan nanya kok lama kelar kuliahnya. Sistem begini ada buat program diplom ing ( gak tau deh di kota lain gimana), di mana orang bisa aja cuma berhak nulis 1 ujian di 1 semester. Gimana mau cepet lulus.

Jadi misi darurat itu adalah mempersiapkan diri sebaik baiknya untuk ujian. Selama 4 bulan dari awal semester belajar sedikit demi sedikit dimulai. Masuk kelas terus jangan sampai bolos. Setidaknya jadi ngerti semua apa yang diomongin dosen di kelas. Yah uda 2 kali gagal ujian masa masih belum ngerti juga sih. Strategi belajar baru bisa dipikirkan setelah dikasi tanggal buat ujiannya, yaitu tanggal 18 juli, hari ini. Referensi buku ada 2, kuliah masuk terus, skript kuliah dibaca bener2, belajar bareng temen yang sama2 oral sekalian belajar ngomong jermannya. Berbulan bulan hanya untuk 1 ini aja. Pelajaran lain cuma bisa ikut kelasnya doank, ujiannya belum tentu, buat apa dipikirin.

Singkat cerita, hari ini jadinya gimana ?
Gw nyampe di institutnya lebih awal dan gw nervous. Rasanya seperti pertama kali gw datang ke jerman, seperti pertama kalinya gw ngurus bank, rumah dengan bahasa jerman, seperti sebelum nembak cewe.
Tapi setelah 4 tahun lebih di sini, belajar + latihan ngomongnya, gak kebayang kalo masih kesulitan
untuk menjelaskan apa yang uda gw pelajari. Gak kebayang juga kalo persiapan 1 semester tidak cukup buat meluluskan ujian ini. Iya gw lulus.
Nilainya tidak terlalu bagus tapi engga juga di pinggir jurang. Terakhirnya gw nanya kenapa cuma dapet segini, terkesan kayak engga puas. Bener pada awalnya gw emang berharap lebih bagus lagi nilainya.

Ujiannya sendiri emang gak terlalu lancar. Ada beberapa pertanyaan gw gak terlalu paham. Penjelasan gw kurang memuaskan dosennya. Katanya si kalau ujian oral itu, hindari jawaban ' saya tidak tahu'. Itu bener2 gw pegang. Tapi ada beberapa penjelasan gw yg belum cukup, ga tau musti ngomong apa lagi, pengennya si minta skip aja ke pertanyaan berikutnya. Yang membuat gw akhirnya bersikukuh sama jawaban gw. Salah juga kalau begini.
Harusnya dosennya uda ngeliat gw uda kebingungan, dia kasih hint tapi tetep aja gw ga nangkep dan gak ada ide buat ngoreksi jawaban gw. Udah gak mungkin lagi jawaban bener keluar dan waktunya ganti pertanyaan. Tapi seolah2 dia pengen liat jawaban apa yang bakal gw sebut, another bullshit or desperately, honestly: pak dosennnnnn geblek, gak liat apa gw uda bingung kayak gini, hint lo uda gak bisa bantu gw lagi, skip donk, next question plzzzzzzzzzzzzzzzzzz. Atau singkatnya ' saya tidak tahu'.

Katanya itu yang bikin jelek. Tip aja, dosennya juga bilang kalau memang uda mentok jawaban 'saya tidak tahu' lebih baik daripada jawab yang sifatnya spekulasi. Kalau uda jadi insinyur, anak buah nanya dan kita jawabnya pake sotoy dikit, bahaya bisa jadi salah kaprah buat anak buah. Lagian orang gak bisa tahu segalanya, kalo kebetulan dapet pertanyaan yang kita bener2 gak tahu, mo apalagi.

Dipikir lagi gw cukup puas dengan apa gw capai hari ini. Emang nilai berapa yang gw harapin ? 1 ? Namanya juga pertama kalinya gw ujian oral, mo ngarepin dapet 1. Nenek di rumah juga ketawa. Orang asing lagi, mana pandai bersilat lidah, ngeles atau ngasih bermacam2 alasan dan rayuan selama oral pake bahasa asing. Yang penting lulus dan yang paling penting dapet tip dan pengalaman buat oral berikutnya.

Project Vordiplom 2008 sukses.
Misi darurat: save your own ass berhasil. Gw masih bisa kuliah, gak jadi DO.

Dan kayaknya gw gak nulis ujian apa2 lagi deh buat semester ini. Gak keburu lagi belajarnya. Nikmatin liburan summer terpanjang gw seumur2, gak ada praktikum, gak ada ujian, gak ada belajar intensif lagi.

Tuesday, July 15, 2008

The Champ's Party

Harusnya kemarin sabtu gw belajar. Buset kok sabtu belajar ? Parah banget. Bentar, masalahnya dengan ujian gw yang semakin dekat yang menentukan apa gw masih boleh lanjut kuliah atau engga, gw gak boleh anggap remeh. Gak lulus, DO.
Cuman ternyata sabtu itu nusantara juara liga PPI berlin. Anak2 pada dalam suasana sukacita. Ngajak makan bareng di libanon, resto yang pernah gw singgung di post sebelumnya. Dan malamnya ngajak party bareng di ku'damm, asian party gitu. Pilihannya ikut atau engga.
Akhirnya gw ikut karena jarang2 dugem bareng. Kumpul2 sering tapi dugem bareng belum pernah. Gw bukan dugem maniak, jarang2 gw dugem. Biar gw musti mikirin ujian, sayang kalo kesempatan ini lewat.

Rame2 masuk, joget bareng, mabok bareng. 1 botol vodka keluar. Sekali muter habis, muncul lagi botol kedua, abis lagi. Ada beberapa yang gak minum, tapi yang minum uda pada teler. Tapi niat maboknya emang sungguh2, muncul lagi botol ketiga, buset. Segelas masih sanggup, gelas terakhir harus gw tolak. Seumur umur belom pernah gw setipsy itu. Jalan ke wc aja harus pelan2. Anak2 uda pada ngaco, yang lain pada joget ini malah teriak2, nyanyi2 sendiri nusantara nusantara ooooo ooooo. Lucu juga ngeliat temen2 yang biasanya main bola bareng sekarang mabok bareng.
Gw si masih sadar waktu itu. Prinsip gw si kalo minum jangan sampe mabok. Kehilangan kontrol gak enak dan gw gak mau ngerasain. Ada apa2 gak sadar, mungkin malah nyusahin temen.
Baru kali ini juga gw musti gotong temen yang bener2 out. 2 temen rumah gw sadar penuh karena emang gak minum dan gw tipsy berat. Kita harus nyusul temen yang uda keluar duluan tanpa ada yang tahu. Untung dia masih bareng sama temennya, jadi bisa minta bantuan.
Mo naik taxi ditolak supir, naik bus apalagi, uda tepar bener. Mo gak mau panggil ambulan. Ada
polisi lagi kebetulan lewat, berenti ngeliat sebentar sebelum datang ambulan. Weleh weleh.

Gw gak tau kapan alkohol bisa bunuh orang. Tapi kalo ditepok uda ga sadar, diajak ngomong uda gak bisa, bisa lewat kali ya. Untungnya ga kenapa2. Boleh keluar RS biar masi celeng.
Makanya harus hati2 kalo minum, kalo lewat batas gak ada yang tahu resikonya. Kalau gw juga minum sampe out, sapa yang bakal nolongin temen gw itu.
Partynya sendiri emang top banget. Gak nyesel dah. Cuma besoknya musti bener2 belajar lagi.arggggggggggggg.............

Monday, July 7, 2008

After Studienkolleg Juli-Oktober 2005

Urusan milih jurusan kuliah emang gampang2 susah. Banyak orang yang masih belom tahu mau ambil apa sebelom lulus kuliah dan banyak yang merasa salah masuk jurusan ketika kuliahnya uda jalan. Yah gw juga sama, banyak tertarik sama beberapa jurusan sebelom akhirnya ambil teknik pangan.

Waktu masih di indo gw malah sempet punya pikiran masuk kedokteran, sebelom akhirnya buang jauh2 pikiran jadi dokter. Malas banget karena bakal lama kuliahnya ( Pada akhirnya dengan kuliah di jerman sama juga lamanya, emang dah dasar nasib ). Terus tertarik ke biotech yang menurut gw ilmu baru dan gw yakin masa depannya cukup cerah. Orang selalu bakal kepikiran permainan genetik. Padahal biotech gak cuma sekedar ilmu genetik. Penerapannya padahal lumayan luas, bisa ke ilmu kedokteran terutama obat obatan, bisa ke pertanian, bisa juga ke bidang pangan bahkan bisa nyerempet ke energie. Kalau misalnya gw jadi kuliah di indo gw bakal belajar biotech. Sampe gw studkol juga pikiran gw masih biotech.
Abis itu gak tau kenapa, lama2 minat gw makin luntur. Sampe2 gw gak tau mo milih apa. Gw balik ke pelajaran andalan waktu sekolah, kimia, biar waktu studkol mata gw terbuka, ternyata kimia itu susah. Biar dulu nilai kimia paling bagus dan lulus SPMB ipa gara2 ketolong kimia doank tapi begitu diajarin kimianya jerman mo nangis rasanya.

Mau usaha masuk teknik kimia TFH butuh praktikum dulu. Udah kepikiran mau bikin surat palsu tapi gw coba nyari2 dapet juga di labor kualitas kontrol makanan. 3 bulan praktikum ngabisin liburan abis lulus studkol. Gara2 praktikum gw selalu berhubungan sama makanan. Tiap hari kerjaannya ngeliatin makanan, blender makanan, ngorek2 makanan ngambil sample buat diuji, ngebuang makanan sisa, ngecek kualitas/kuantitasnya, ngembat bawa pulang sisa makanan yang masih bersih. Senen-jumat 8 jam di labor, minggu kerja, sabtunya main bola atau kerja atau istirahat. Masa2 yang ga ada capenya. Gak pernah lagi gw ngerasain dari senen sampe senen buat praktikum + kerja + olah raga. Kagak ada kehidupan lain. Selama 3 bulan itu, gw ngerasain kerja+praktikum dengan lingkungan jerman. Gak ada kontak sama orang indo lain selain sama tim nusantara, makanya gw bilang gw gabung nusantara di saat gw butuh temen2 baru. Selama 3 bulan itu untuk pertama kalinya gw lebih banyak make bahasa jerman tiap harinya daripada bahasa indo, sekalian belajar lancarin bahasa jerman dan terutama beradaptasi. Awalnya susah tapi berjalan dengan baik, sampai gak percaya bisa juga gw jadi praktikant yang hebat. Paling rajin, paling bisa diandalkan, paling semangat. Hohohohoho.

Dari praktikum interest gw ke teknik pangan semakin besar. Teknik pangan juga lumayan kepake. Seharusnya kerjaan selalu ada, karena 5 milyar manusia di bumi tiap hari butuh makan. Di mana2 butuh produksi pangan yang cukup, di negara maju atau miskin, di kutub atau di hutan, di gunung atau di laut. Produksi makanan dari cara tradisional seperti pertanian, peternakan, perikanan gak lagi cukup. Jaman makin maju dan orang butuh teknik pengolahannya.

Sewaktu ngirim pendaftaran kuliah, akhirnya gw lamar teknik pangan di TFH berlin dan TU berlin bukan lagi teknik kimia. Ada 2 lamaran lagi ke kota lain. Gw lupa jurusan apa dan gak ada jawaban apa2, penolakan juga gak ada. Dari TFH cuma dapet penolakan dan hancurlah angan2 dan masa depan yang selalu terlihat dari jendela kamar. 3 bulan praktikum yang memang buat persyaratan masuk TFH sia2. Surat penolakan datang waktu di tengah2 praktikum. Tadinya pengen berenti aja, uda ditolak buat apa lagi praktikum. Mental profesionalisme aja yang bilang buat terusin sampai abis. Soalnya dari awal uda bilang pengen 3 bulan praktikum, konsekuen gitu deh ceritanya.
Cuma TU berlin satu2nya yang ngasih jawaban positif. Mau gak mau harus diambil, masa mau nganggur. Skenario ceritanya berubah. Gw gak pernah niat masuk uni, uda lebih lama 10 semester dan theory oriented lain sama Fachhochschule FH yang 8 semester dan lebih banyak ke praktek.
Yah beginilah jalannya, lain rencana lain juga yang didapat.

Thursday, June 26, 2008

Fanmeile

Apa si fanmeile itu ?
Males gw nyari terjemahan resminya. Kalau bahasa indonesia yang gampangnya, nonton bola bareng pakai layar besar. Semacam layar tancap gitu donk ? Ya mirip2 lah.

Fanmeile lahir pertama kalinya waktu piala dunia 2006 di jerman. Saking begitu banyaknya para pendukung jerman yang gak kebagian tiket di stadion, maka dibuatlah satu tempat untuk mengumpulkan mereka untuk menonton, merayakan bersama timnas mereka tanding. Lahirlah fanmeile ini di beberapa kota besar. Kebetulan yang terbesar ada di berlin, memanjang dari Siegesäule sampai Brandenburger Tor dengan panjang ampir 2 km dan 9 layar lebar.
Konsep Fanmeile ini tetap dipertahankan untuk piala eropa 2008, tapi cuma untuk semi final + final dan tidak sebesar dulu lagi.

Gw 3 kali nonton di situ sepanjang piala dunia, selalu ngarep jerman kalah. Yang paling parah waktu jerman lawan italia di semi final. Datang dengan PDnya pake baju italia. Gak mungkin donk gw ngarep italia kalah. Di tengah lautan orang pake baju putih, kayaknya cuma beberapa yang pake baju birunya italia. Asiknya nonton rame2 di sini suasananya yang ramai, aman dan tertib. Paling cuma desak desakan aja waktu masuk dan waktu lewat jalan yang sempit. Pokonya gak sampe ada yang mati keinjek injek. Tapi tetep aja ketika italia yang menang dan yang teriak2 sendiri itu cuman gw, serem juga jadinya. Langsung buru2 pulang aja, orang jerman kalau uda mabok males ngeladeninnya.

Semi final piala eropa kemaren, fanmeile ada lagi. Untuk pertama kalinya gw datang ke sana bela jerman, gak mungkin kan gw belain turki. Kalo di berlin jerman lawan turki uda kaya derby aja. Setengah penduduk berlin itu turki. Asiknya juga teriak2 sama fan jerman, untungnya banyak gol, jadinya selalu rame.

Lama2 fanmeile ini bakal jadi tradisi tetap di berlin. Gw rasa berpuluh puluh tahun ke depan, rasa bangga mereka ke timnasnya gak bakal pernah pudar dan fanmeile bakal menjadi simbolnya. Rasa nasionalisme mereka juga bakal terus terjaga dengan event seperti ini.

Coba indonesia, dulu si ketika badminton indonesia masih hebat, nyokap gw bisa rame sendiri di depan TV. Gw yakin juga berpuluh puluh juta orang indonesia juga merasakan hal yang sama. Tapi sekarang gimana ? Gw gak bakal pernah liat nyokap gw begitu lagi. Kebanggaan ini gak pernah dijaga si dengan pelatnas yang bermutu atau propaganda lewat TV. Jadinya paling di tahun tahun ke depan orang indo yang excited nonton badminton indonesia makin berkurang.