Wednesday, November 12, 2008

Basi Lagi, Basi Lagi

Yah basi lagi deh masakan gw, padahal baru sehari.
Peristiwa yang menyebalkan yang bisa terjadi kapan saja tanpa peduli kondisi perut yang
sudah kelaparan.

Sekarang udah tiap minggu ngintip bakteri dari mikroskop dan pelajaran semester ini penuh dengan mikroorganisme. Hubungan antara makanan dan mikroorganisme sangat erat, bisa
menguntungkan bisa merugikan. Kerugian yang disebabkan mikroorganisme hampir semua membuat makanan basi dan tak layak dimakan dimakan lagi.
Dulu gw juga heran makanan uda ditutup rapat, yang uda dibiarin agak dingin baru ditutup
tetep aja bisa basi. Kenapa ya?

Dari praktikum mikrobio, gw jadi parno sendiri ternyata lingkungan kita hampir pasti
terkontaminasi. Bikin medium agar2 yang uda dikasi bahan uji, ada aja bakteri yang tumbuh di
situ. Gak ada yang bener2 steril, dia air minum aja tetap ada kontaminasi dalam batas yang
tidak merusak kesehatan.
Apa yang menyebabkan bakteri bisa tumbuh di makanan yang sudah dipikir cukup bersih ?

Faktornya lumayan banyak tapi harus spesifik untuk masing2 jenis bakterinya.
Bakteri itu banyak spesiesnya dan masing2 punya syarat yang selektiv supaya bisa tumbuh
maksimal. Faktor2 itu contohnya suhu, kadar pH, kadar oksigen, zat gizi yang ada lingkungan dll.

Sekarang ngomong soal suhu. Banyak bakteri yang cuma bisa tumbuh di suhu rendah atau sekitar suhu kamar atau suhu badan atau suhu tinggi. Jika dalam suatu makanan tercemar bermacam2 jenis bakteri dan dipanaskan maka pasti spesies yang bertahan cuma yang tahan suhu tinggi. Makanya jika masaknya bener2 matang sampai mendidih, kemungkinan besar bisa mematikan semua bakteri yang hidup, jika ada yang selamat itu pun paling cuma spora dari bakteri Bacillus contohnya.

Masalahnya cuma pada saat setelah matang saja makanan lumayan bebas bakteri. Pada saat
makanan udah mulai dingin, bakteri bisa datang lagi lewat udara atau kontak dengan alat
masak, tangan dsb yang kurang bersih. Proses terkontaminasi kembali ini yang sering dilupakan. Makanan juga gak bisa terus menerus dibiarkan dalam suhu tinggi, yang rusak bukan cuma bakteri tapi juga zat gizi yang ada di dalam makanan itu seperti contohnya protein.
Jika suhu tinggi bisa membunuh bakteri kenapa makanan yang ditutup waktu panas tetap bisa
basi ?
Kemungkinan adalah karena dengan menutup makanan maka suhu di dalamnya stabil dalam keadaan hangat. Di sini bakteri yang pertumbuhan optimumnya dengan suhu hangat bisa berkembang. Yang dibutuhkan bakteri selain suhu optimal buat pertumbuhannya tampaknya juga kestabilan suhu di suhu optimumnya. Stabil hangat atau stabil dingin.
Yang cukup menolong adalah masukin ke kulkas. Biar belum tentu membunuh bakteri dan ada juga bakteri yang tetap bisa tumbuh di suhu agak rendah tapi metabolisme dan pertumbuhan sel
dalam suhu rendah agak lambat dan mungkin terhenti.

Untuk kadar pH dan oksigen dalam memasak sayangnya gak bisa kita atur. Siapa lagi yang mau
masak sambil nambahin asam basa supaya dapat kadar pH tertentu atau masak sambil perhatiin kadar oksigen.

Kalo zat gizi buat bakteri itu tergantung apa yang kita masak. Ada bakteri yang lebih bisa tumbuh di sayuran ada yang di daging. Yang paling parah kalau gw lagi masak sop. Kaldu yang
gw tambahin biasanya malah jadi sumber malapetaka. Malah menyuburkan pertumbuhan bakteri juga. Kaldu itu seperti sumber makanan universal buat bakteri.
Seperti pada manusia, sumber energi utama diperoleh dari karbohidrat. Kebanyakan bakteri
menggunakan karbohidrat untuk metabolismenya. Makanya gak heran juga kalau nasi agak rawan. Di rumah gw kadang baru 1 hari uda mulai basi.
Untuk beberapa jenis bakteri seperti Lactobacillus, mereka akan menghasilkan asam hasil
perombakan karbohidrat. Itu sebabnya kenapa makanan basi kadang terasa masam. Jadi untung juga karena asam jadi ketahuan basi kagaknya. Nah bagi yang sering makan kubidehnya libanon dan doyan sambalnya, jangan heran kalau pulang2 uda mencret. Sambal basi gak bisa kecium baunya, baunya tetap bau sambal dan rasanya tetap sama pedasnya.

Terus ada usaha pencegahannya gak ?
Kata temen gw, itu cuma sial doank kalau lagi lapar masakannya uda basi. Bener juga si, abis
gimana lagi, gak bisa keliatan makanan uda tercemar atau belum. Masak agak banyakan buat 2
hari juga rawan. Yang bisa nolong cuma langsung masukin kulkas kalau uda selesai makan dan
berharap masih tetap enak ketika dihangatkan.
Sayangnya di rumah gw gak ada microwave, jadi kalo uda masuk kulkas dihangatinnya lagi pake
apa ? Oven ? Weleh.
Makanya ada benernya juga ibu2 bilang makanannya dimakan mumpung masih hangat, sebelum tercemar lagi sama bakteri, pintar juga ibu2 kita.


Ditulis tanpa referensi, mohon maaf kalau ada yang salah. Segala koreksi dan usul referensi akan diterima.

No comments: