Saturday, January 5, 2008

Ketika agama menjadi penghalang...

Aduh kenapa temanya kok agama, males bener ga si. Sekarang kepikiran cuma itu si -_-
Kalo ngebahas tema ini, ga bakal kelar kelar. Gw ga pengen ngajak ribut, cuma pendapat ini ga bisa hilang dari pikiran gw. Pengen tahu, ada ga yang berpikiran sama kayak gw.
Gw juga kaget, kenapa gw bisa punya pikiran kaya gini padahal gw ini ex-seminaris, yang pernah berpikiran untuk menjadi seorang pastur.

Ada sebuah ayat di Alkitab yang mengganggu gw yang berkata, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa , kalau tidak melalui Aku ( Yesus ).
Ok, seharusnya ajaran agama itu ga boleh, ga bisa dimengerti, agama itu sebuah dogma, harus diterima aja tanpa harus banyak cingcong. Tapi ya begini deh, ada yang aneh menurut gw.
Perintah jangan mencuri, membunuh, saling mengampuni kesalahan orang, hormat orang tua dsb itu jelas, logis, diterima.
Tapi pernyataan yang ini ( catat bukan perintah ) sedikit dilematis, complicated dan membingungkan.
Kenapa ada pernyataan seperti ini ?

Agama lain sama aja, contoh islam karena mayoritas orang indo islam jadi sedikit banyak tau gimana pandangan mereka. Kalo bisa tolong dikonfirmasi.
Kalau mereka tidak pernah mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain, karena katanya ada tertulis di Alquran untuk itu dan orang selalu mengatakan islam sebagai agama yang datang belakangan untuk menyempurnakan agama sebelumnya.
Kenapa bisa ada juga yang seperti itu ?

Mikir....

Gw si ga pernah ketemu kesan yang lain, ga tau deh kalo ada orang yang mikirnya lain.

Kedua duanya adalah suatu pernyataan yang membelokan pikiran orang untuk berpendapat :
Cuma agama ini yang benar.
Sebuah pernyataan yang menjuruskan orang untuk berpikir fanatik.

Tidak ada keselamatan kalau tidak lewat Yesus.
Lalu bagaimana dengan pemeluk agama lain ? Pasti masuk neraka donk. Gak dapet berkat dan gak akan selamat.
Tuhan punya rencana yang lain buat mereka. Rencana lain gimana , hidup cuma sekali dan kenapa mereka harus pindah agama. Toh ajarannya sama aja dan tujuannya sama, untuk mengajarkan jalan hidup yang benar. Ga ada agama yang ngajar untuk bunuh orang, nyolong, nipu dsb.
Katanya si di konsili Vatikan 2 pernah dibahas tema ini dan ada pembaharuan, di luar katolik tetep ada keselamatan.
Tapi uda terlanjur tertulis di Alkitab begitu dan ga semua orang tahu hasil konsili Vatikan 2 dan orang yang terlanjur fanatik ga bakal terima, tetap akan berpikir cuma Yesus satu satunya jalan menuju Bapa.
Yesus sayangnya berkata secara tak langsung, agama yang lain salah. Padahal waktu itu agama lain eksis dan dengan demikian dianggap salah.
Catat lagi :
Benar benar pernyataan Yesus atau editan pengarang Injil / jemaat awal untuk mem'promosikan' bukunya / agamanya ?

Pembanding :
Carlsberg probably the best bier in the world
Malaysia truly asia

Apakah itu benar ? Tidak, karena menurut banyak orang lain ada bir yang lebih enak daripada carlsberg dan ada orang juga yang berpikir dia lebih suka jalan2 di indo, china, thailand, jepang dll daripada di malaysia.


Pandangan yang ga jauh beda ada juga rupanya di agama lain, maaf mengambil contoh islam karena agama lain di indo ga banyak pemeluknya jadi sedikit asing.
Ya sama juga, mengatakan seolah olah agamanya yang paling benar. Mentang mentang muncul belakangan maka diseru serukan sebagai yang paling aktuel dengan tujuan menyempurnakan agama terdahulu. Padahal ajarannya sama, ga ada yang baru. Cuma mengusulkan tata ibadah yang lain.
Catat juga :
Jika dikatakan sebagai penyempurna kenapa kesalahan yang sama terulang, kenapa ajarannya ga ada yang baru ibarat produk lama tapi dipasarkan dengan kemasan baru atau editan juga untuk kepentingan promosi karena kalah start dari agama sebelumnya ?
Kalaupun benar Alquran turun dari langit, ga ada jaminan kalau Alquran yang sekarang itu versi originalnya. Ga ada yang tahu, setelah pindah dari generasi ke generasi, Alquran bebas edit.

Pemikiran selanjutnya :
Sang editor pasti akan melenyapkan Alquran versi aslinya untuk memusnahkan bukti 'kejahatannya'.




Analogi dengan dunia perekonomian

gw sendiri belajar teknik, bukan ekonomi. Gw ga bakal bicara tentang prinsip, hukum, teori ekonomi, cuma kenyataan pasar.

Adidas, Nike, Puma

Duh mentang mentang baru dari b5, jadi keluar deh 3 merek sepatu ini.
Niat membeli sepatu bola baru ga kesampaian. Ga ada yang bagus, sedikit pilihan dan ukuran malah muncul pikiran aneh tentang agama.

Gw bicara tentang adidas, nike dan puma yang sama2 produsen sepatu bola. Konsepnya sama ( analog=ajaran agama yang sama ),memproduksi sepatu bola yang enak dipakai, pas di kaki, bentuk dan model menarik, membuat sepatu dengan bahan mentah yang pas dan kuat, penyesuaian dengan lapangan supaya enak berlari, menendang bola dsb.
Masing masing membuat sepatunya sendiri. Lalu....
ya dijual donk di pasar. Promosi lagi, bikin iklan, mencari tim bola yang bisa disponsori ( analog= mencari jemaat, kesaksian dimana mana, menyebarkan agama )
Dan masing masing punya daerah pasaran andalannya. ( analog = punya jemaat mayoritas)



Kenapa sih orang selalu mengelompokan diri berdasar agama ? Cuma berteman dengan sesamanya ? Apakah kefanatikan sudah mendarah daging, sehingga toleransi harus bersyarat atau hilang sama sekali ?
Ketika agama menjadi penghalang, apakah pengertian sesama teman, sesama manusia cuma sebatas sesama agama.

Selama sekolah, gw selalu berada di lingkungan yang mayoritas katolik. Di jerman gw berusaha untuk melihat keluar. Gw ga pernah merasa bagian dari komunitas katolik di sini. Gw malah mencari temen yang bisa ditemenin, terserah apa agamanya.
Untuk itu gw berterima kasih kepada NUSANTARA sebagai komunitas majemuk pertama gw di sini. ( Apa dan siapa nusantara itu, ntar bakal ada titel khusus).

Back to topic,
Lalu gimana donk ini?
Pertanyaan selanjutnya buat gw cuma,
apakah kita dikerjain Tuhan dengan menurunkan agama agama yang menganggap dirinya benar dan yang lain salah ?
Atau kita adalah korban dari promosi promosi agama,
sehingga kita jadi fanatik ?

Pertanyaan selanjutnya,
mungkinkah Tuhan agama katolik, islam, budha, hindu dsb itu beda ?

Kalau benar tidak ada 1 Tuhan untuk seluruh manusia, tapi hanya ada 1 tuhan untuk 1 agama,
berarti dengan berat hati gw akan bergabung dengan penganut atheis.
Kalau Tuhan tidak lagi mutlak, maha esa, maha kuasa karena ada banyak tuhan. Sama aja kayak manusia, kuasanya tuhan terbatas oleh kuasa tuhan lain, berarti bukan tuhan maha kuasa lagi donk.
Tapi gw ga bakal atheis lah, soalnya ga ada yang tau sebenernya tuhan itu bagaimana sebelum orang mati dan gw percaya dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa ( untuk seluruh manusia).

Gw percaya kalo agama agama itu ga ada yang sempurna,
(quote buat pak daniel guru BI smp)
karena agama itu bikinan manusia, hasil budaya manusia. Tapi terima kasih buat agama yang kita anut, kita jadi mengenal Tuhan, bisa mengerti cara hidup yang benar.
Gw berpendapat, kalo agama itu bukan Tuhan dan Tuhan bukan agama. Tuhan itu Tuhan dan agama cuma sebagai sarana untuk beriman. Tuhan tidak punya agama. Agama tak patut disembah atau difanatikkan. Tetap saling menghormati satu sama lain.
Dewasa dalam beriman salah satunya bisa menerima dan menghormati agama lain.

Gw rasa ronaldinho tetep jago biar dia pake sepatunya gonta ganti merek. Beda sama yang skillnya mentok, biar ganti sepatu berapa kali pun tetep aja ga bakal tambah jago. Jadi buat apa ributin sepatu mana yang paling bagus. Kembali ke seleranya masing masing.

Mohon maaf kalau ada yang tersinggung.

2 comments:

Anonymous said...

Bro wete, jd inget pertanyaan dulu yg sering muncul di kpala gw...
"tidak bertuhan pun adalah bertuhan?"
"kayanya.. agama itu cuma masalah rasa?? mana yg lebih baik buat kita aja, terus konswekensi surga/neraka gimana dong??"

Anonymous said...

gw setuju ^^
pemikiran yang serupa dgn pemikiran gw ^^

gw segh udh jenuh mendengarkan doktrin2 yang tidak dapat dijelaskan oleh mereka sendiri (para pemuka dan penganut agama)...
buat gw.. semustahil apapun sesuatu.. pasti ada penjelasannya..
mungkin sekarang kita ga tau.. tapi suatu saat kelak kita akan tau ^^

jeleknya, udah penganutnya sendiri ga benar2 paham, belagak paham..
masih juga itu dipakai menghina agama lain..
dipakai sebagai alasan menyakiti orang lain..

over all.. gw jijik ngeliat manusia2 itu ketika mereka sedang menjadi bagian dari suatu agama/menjalankan budaya agamanya ^^

ketika para penganut itu menjalankan kehidupan lainnya.. gw segh senang2 aj ^^ ga ada perasaan jijik kok ^^