Tuesday, July 21, 2009

Simplest Prayer

Thanks God.

Hanya kata itu yang terucap, setelah segalanya berlalu. 2 bulan lebih lamanya dari sejak pertama kalinya gw membuka buku mikrobiologie. Persiapan panjang itu gak direncanakan. Awalnya pikirannya bisa bikin ujiannya akhir juni, sebelum bikin ujian2 yang lain. Akhirnya sempat dapat tanggal ujian di tengah juli, diundur lagi jadi hari ini. Hampir 1 bulan ujian ini tertunda. Jadwal belajar yang tadinya sudah kelar sampai kira2 akhir juni, kacau karena di antara selang waktu itu sudah ada beberapa ujian lain. Harus belajar bahan yang lain, terus ulang baca mikrobio lagi, ngingat lagi apalan yang kemaren, sampai pada hari ini kepala gw cuma kosong. Gak bisa ngapalin lagi. Gw merasa jenuh dan down. Seharusnya dengan perpanjangan waktu persiapan tambah lama tapi yang ada sekarang tambah merasa gak siap. Pasrah...

Ujiannya juga biasa2 aja, banyak pertanyaan aneh yang gak bakal kejawab kalo belajarnya cuma dari buku dan bahan2 yg gw pelajarin kemaren. Tapi masih cukup buat lulus.
Kecewa dengan nilai yang diraih ? Iya. Tapi jika waktu bisa diputar ke belakang lagi, dengan pertanyaan2 yang sama, nilai gw pun gak bakal beda jauh. Jadi emang cuma segitu hasilnya, mau diapain lagi juga.

Sebagai tambahan, paragraf pertama ditulis pagi2 sebelum ujian dimulai, karena mengingat agak lama dan ribetnya perjuangan buat bikin ujian ini, cape dan jenuh. Seharusnya ucapan syukur yang terucap setelah semuanya berlalu.
Yang terjadi malah sempet merasa kecewa.
Betapa mudahnya orang merasa kecewa tapi betapa sulitnya untuk bersyukur. Thanks God, doa paling sederhana. Syukur karena bagaimana pun pasti itu adalah yang terbaik. Doa yang paling tulus jika diucapkan spontan setelah kesulitan, tantangan, cobaan lewat. Hal yang seharusnya terpikir pertama kali.

Gw pun harus segera berdiam diri sejenak, hening dan bersyukur. terima kasih Tuhan, ujian ini akhirnya lewat juga.

(Mat 6:7)

No comments: